Business
Investasi Rp22,37 Triliun dan Ekspansi Pabrik Cerdas Bosch Perkuat Ekosistem Kendaraan Rendah Emisi Indonesia

Kabupaten Bekasi (usmnews) – Dikutip dari detikfinance, Industri otomotif Indonesia tengah mengalami transformasi signifikan menuju era transportasi hijau. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat adanya kucuran investasi yang masif sebesar Rp22,37 triliun dari 15 perusahaan otomotif terkemuka. Investasi ini ditujukan khusus untuk mendukung partisipasi mereka dalam program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) atau kendaraan rendah emisi karbon, yang payung hukumnya tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 36 Tahun 2021.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta, mengungkapkan bahwa dana besar tersebut telah direalisasikan menjadi produksi nyata berbagai varian kendaraan ramah lingkungan. Spektrum kendaraan yang diproduksi mencakup empat kategori utama, yaitu:
- KBH2: Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau.
- HEV: Hybrid Electric Vehicles.
- PHEV: Plug-in Hybrid Electric Vehicles.
- BEV: Battery Electric Vehicles (kendaraan listrik murni).

Dampak dari program ini terhadap peta industri nasional sangatlah terasa. Berdasarkan data akumulatif dari tahun 2022 hingga September 2025, total produksi kendaraan LCEV di Indonesia telah menembus angka 878 ribu unit. Angka produksi ini tidak berdiri sendiri, melainkan menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang luas. Tercatat sebanyak 274 industri komponen lokal turut dilibatkan dalam rantai pasok ini, yang pada akhirnya berkontribusi pada penyerapan tenaga kerja sebanyak 182.348 orang hingga Agustus 2025.
Sebagai manifestasi nyata dari pertumbuhan sektor ini, PT Robert Bosch Indonesia baru saja melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) untuk pabrik manufaktur terbaru mereka di kawasan Deltamas Industrial Estate, Cikarang, Kabupaten Bekasi, pada Rabu (19/11/2025). Pabrik ini dibangun di atas lahan seluas 82.000 meter persegi dan diproyeksikan akan menggantikan fasilitas lama dengan kapasitas yang jauh lebih besar.

Keunggulan utama dari fasilitas baru Bosch ini terletak pada penerapan konsep modular inovatif. Ini merupakan pabrik Bosch pertama yang memungkinkan berbagai unit bisnis dengan teknologi dan proses produksi berbeda untuk beroperasi secara simultan dalam satu atap. Pirmin Riegger, Managing Director Bosch Indonesia, menegaskan bahwa fasilitas ini bukan sekadar perluasan fisik, melainkan sebuah transformasi operasional yang memungkinkan perusahaan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan permintaan pelanggan.
Nantinya, pabrik ini tidak hanya akan memproduksi komponen otomotif krusial seperti Electronic Control Units (ECUs) dan Engine Cooling Fans (ECF), tetapi juga produk teknologi bangunan. Kehadiran pabrik baru ini diharapkan oleh Kemenperin dapat mendukung pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bagi kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) serta percepatan lokalisasi komponen bagi kendaraan non-BEV, memperkokoh kemandirian industri otomotif nasional.







