International

Insiden Mencekam di Langit Karibia: Pesawat Militer AS Diduga Bahayakan Penerbangan Sipil

Published

on

Semarang (usmnews) Dikutip dari CNNIndonesia.com Sebuah insiden yang sangat berbahaya dilaporkan terjadi di wilayah udara internasional dekat Venezuela pada Jumat (12/12/2025), melibatkan aset militer Amerika Serikat dan sebuah pesawat penumpang komersial. Berdasarkan laporan yang dikutip dari CNN Indonesia, sebuah pesawat milik maskapai JetBlue dengan nomor penerbangan 1112 nyaris mengalami tabrakan di udara (mid-air collision) dengan pesawat militer AS. Insiden ini memicu kekhawatiran serius mengenai keselamatan penerbangan sipil di tengah meningkatnya aktivitas militer di kawasan tersebut.

Keterangan dramatis terungkap melalui rekaman komunikasi antara kokpit JetBlue dan menara pengawas lalu lintas udara (Air Traffic Control). Dalam rekaman tersebut, pilot JetBlue melaporkan dengan nada mendesak bahwa sebuah pesawat militer tak dikenal melintas tepat di jalur penerbangan mereka. Sang pilot secara spesifik mengidentifikasi pesawat tersebut sebagai pesawat pengisian bahan bakar udara (aerial refueling tanker) milik Angkatan Udara AS. Yang paling mengkhawatirkan adalah laporan pilot bahwa pesawat militer tersebut beroperasi tanpa menyalakan transponder—alat vital yang memancarkan sinyal posisi pesawat agar terdeteksi oleh radar sipil dan pesawat lain.

“Mereka lewat tepat di jalur penerbangan kami… Mereka tidak menyalakan transponder, ini keterlaluan,” ujar pilot tersebut dalam rekaman. Ia memperkirakan jarak antara kedua pesawat hanya sekitar 2 hingga 5 mil, sebuah jarak yang sangat dekat dalam kecepatan penerbangan jet. Untuk menghindari potensi bencana, pilot JetBlue terpaksa melakukan manuver evasif dengan menurunkan ketinggian pesawat secara mendadak. Pesawat sipil tersebut sedang dalam perjalanan dari Curaçao, sebuah pulau di lepas pantai Venezuela, menuju Bandara Internasional John F. Kennedy di New York.

Menanggapi laporan pilot, petugas pengendali lalu lintas udara turut mengecam kejadian tersebut, menyebut keberadaan pesawat tak dikenal yang beroperasi secara “siluman” di jalur sipil sebagai tindakan yang tidak dapat diterima. Pihak maskapai JetBlue telah mengonfirmasi insiden ini dan menyatakan telah melaporkannya secara resmi kepada otoritas federal AS untuk penyelidikan lebih lanjut. Juru bicara JetBlue, Derek Dombrowski, menegaskan bahwa kru mereka telah terlatih untuk menghadapi situasi darurat semacam ini dan mengapresiasi respons cepat pilot dalam melaporkan bahaya.

Hingga saat ini, pihak Pentagon maupun Angkatan Udara AS belum memberikan komentar resmi meskipun telah dihubungi oleh media. Konteks geopolitik dari insiden ini tidak dapat diabaikan; kejadian ini berlangsung di saat Washington sedang meningkatkan tekanan militer terhadap Venezuela dengan dalih operasi anti-narkotika di Karibia. Bulan sebelumnya, Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS bahkan telah mengeluarkan peringatan bagi maskapai untuk berhati-hati saat melintasi wilayah udara sekitar Venezuela karena meningkatnya volatilitas dan aktivitas militer di kawasan tersebut.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version