Connect with us

Education

Insiden Hipoglikemia Menkes Budi Gunadi Sadikin, Ini Bahayanya

Published

on

Jakarta, (usmnews) – Belum lama ini, Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengalami insiden yang cukup mengkhawatirkan. Usai lari pagi sejauh tujuh kilometer, Budi mengalami hipoglikemia dengan gejala pusing. Kondisinya memburuk hingga ia terpleset di kamar mandi dan mengalami luka di kelopak mata sepanjang 2-3 sentimeter. Kejadian tersebut menjadi pengingat penting bahwa hipoglikemia bukan sekadar gula darah rendah. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa membahayakan, bahkan mengancam nyawa.

Merujuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula darah turun di bawah normal, yaitu kurang dari 70 miligram per desiliter (mg/dl). Healthline menyebut bahwa hipoglikemia berbahaya karena dapat memengaruhi banyak sistem tubuh. Setiap sel tubuh membutuhkan energi untuk berfungsi dengan baik.

Gula, atau glukosa, menjadi sumber energi utama tubuh. Kadar gula darah yang stabil sangat penting untuk mendukung fungsi otak, jantung, serta pencernaan. Bahkan, gula darah membantu menjaga kesehatan kulit dan penglihatan seseorang.

Jika hipoglikemia berlangsung lebih parah, seseorang bisa mengalami pingsan, kejang, atau bahkan koma. Beruntung, Menkes yang kini berusia 60 tahun hanya mengalami hipoglikemia ringan. Saat kadar gula darahnya turun drastis, ia merasa pusing dan segera berusaha mengonsumsi gula serta kurma. Namun, sebelum sempat memakannya, ia terjatuh di kamar mandi.

Tim medis dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta segera memberikan pertolongan. Mereka merawat luka di kelopak mata Budi dan memeriksa kondisi kesehatannya secara menyeluruh. Tim dokter memastikan bahwa Menkes tidak menunjukkan tanda-tanda stroke ringan.

Insiden ini menjadi pengingat bahwa menjaga keseimbangan gula darah penting, terutama bagi mereka yang aktif secara fisik atau berusia lanjut. Menjaga asupan makanan dan pola hidup sehat dapat meminimalkan risiko hipoglikemia.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *