Education
Inovasi: Efisiensi Anggaran Riset dan Dampaknya pada Dosen

Jakarta (usmnews) – Inovasi: Pemerintah kini menekan anggaran kementerian dan lembaga melalui kebijakan efisiensi. Langkah ini juga memotong dana untuk riset dan inovasi. Pemerintah memotong alokasi untuk riset serta inovasi secara signifikan. Salah satu kementerian yang terdampak adalah Kemendikti Saintek. Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendikti Saintek, Fauzan Adziman, menyatakan timnya berupaya mempertahankan dana riset. Ia menegaskan, “Kami dari riset dan pengembangan terus berusaha agar potongan tidak semakin memperkecil dana riset.” Transisi dana ini mengurangi dukungan untuk penelitian, padahal dana riset dari APBN hanya sekitar Rp1,2 triliun dari total dana kementerian sebesar Rp57 triliun.
Selanjutnya, BRIN juga mengalami pemotongan. Wakil Ketua Komisi X DPR RI, My Esti Wijayanti, menyatakan anggaran BRIN 2025 terpotong sebesar Rp2,074 triliun. Pemotongan itu dilakukan sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto kepada semua kementerian dan lembaga. Efisiensi tersebut mempengaruhi kinerja riset dan inovasi, mendorong kemajuan nasional.
Kemudian, para dosen merasakan dampak negatif dari pemotongan anggaran. Pengamat pendidikan Totok Amin dari Universitas Paramadina menilai, dana riset yang terbatas memaksa dosen memilih tema riset dengan biaya rendah yang menghambat inovasi. Metode penelitian menjadi tidak optimal karena jumlah percobaan berkurang, sehingga validitas riset menurun.
Selanjutnya, universitas didorong untuk mencari sumber pendanaan alternatif guna menjaga keberlangsungan penelitian. Para peneliti aktif menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan lembaga riset lainnya. Ini merupakan langkah penting agar inovasi tetap tumbuh meskipun dana pemerintah menurun.
Akhirnya, harapan para akademisi adalah pemerintah meningkatkan alokasi dana riset. Mereka menuntut agar alokasi untuk riset kembali optimal. Pemerintah harus memastikan dana riset tidak tereduksi sehingga inovasi dapat terus berkembang dan mendukung kemajuan bangsa. Inilah kunci masa depan bangsa.