Connect with us

Nasional

Hujan Deras 9 Jam Picu Banjir dan Dua Jembatan Ambruk di Lombok Barat

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip dari cnnindonesia.com Bencana hidrometeorologi berupa banjir kembali menerjang wilayah Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada hari Sabtu (27/12). Peristiwa ini mengakibatkan dampak yang cukup signifikan terhadap infrastruktur publik, di mana dua unit jembatan dilaporkan ambruk atau mengalami kerusakan berat, serta melumpuhkan akses mobilitas warga di tiga kecamatan sekaligus.

‎Berdasarkan laporan resmi yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, banjir ini menyasar wilayah Kecamatan Lembar, Kecamatan Sekotong, dan Kecamatan Labuapi. Di Kecamatan Lembar, desa yang terdampak meliputi Desa Sekotong Timur dan Desa Eat Mayang. Sementara itu, di Kecamatan Sekotong banjir merendam Desa Sekotong Tengah dan Desa Pelangan, serta di Kecamatan Labuapi berdampak pada Desa Karang Bongkot.

‎Kepala BPBD NTB, Ahmadi, menjelaskan bahwa pemicu utama bencana ini adalah tingginya curah hujan yang mengguyur wilayah tersebut dengan durasi yang sangat panjang. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat tercatat turun sejak dini hari pukul 04.00 WITA hingga siang hari pukul 13.25 WITA. Durasi hujan yang mencapai lebih dari sembilan jam tersebut menyebabkan debit air sungai meningkat drastis hingga meluap ke permukiman dan menghantam infrastruktur vital.

‎Dampak kerusakan paling parah tercatat di Desa Sekotong Timur, Kecamatan Lembar, di mana arus air yang deras menyebabkan dua jembatan penghubung ambruk. Kerusakan ini tentu saja memutus konektivitas antarwilayah di titik tersebut. Selain itu, di Desa Eat Mayang, genangan air menutup badan jalan raya utama, sehingga akses transportasi lumpuh dan mobilitas masyarakat terhenti sementara waktu.

‎Hingga saat ini, pihak BPBD NTB bersama BPBD Lombok Barat masih terus melakukan pendataan (asesmen) terkait kerugian material maupun kebutuhan mendesak warga, khususnya di wilayah Desa Sekotong Tengah, Desa Pelangan, dan Desa Karang Bongkot. Upaya penanganan darurat pun tengah digencarkan melalui koordinasi intensif dengan TNI, Polri, serta aparatur kecamatan dan desa setempat.

‎Meskipun sebagian warga yang terdampak sudah mulai melakukan pembersihan lingkungan secara mandiri, Ahmadi memperingatkan bahwa kondisi cuaca masih belum sepenuhnya stabil. Potensi hujan susulan masih ada, dan genangan air di beberapa titik belum sepenuhnya surut, sehingga masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan banjir susulan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *