Connect with us

Business

Harga Minyak Anjlok, Investor Gelisah Gara-gara Trump

Published

on

(usmnews)- Harga minyak mentah turun 1% pada perdagangan Senin akibat ketidakpastian kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump dan meningkatnya produksi OPEC+. Meski begitu, ancaman sanksi terhadap Iran menahan penurunan lebih lanjut.

Mengutip CNBC, Selasa (11/3/2025), harga Brent melemah 71 sen (1%) menjadi USD 69,65 per barel, sementara WTI turun 65 sen (1%) ke USD 66,39 per barel. WTI mencatat penurunan mingguan ketujuh berturut-turut, terpanjang sejak November 2023, sedangkan Brent turun tiga minggu berturut-turut.

Kebijakan proteksionis Trump mengguncang pasar global. Ia sempat mengumumkan tarif impor tinggi untuk Kanada dan Meksiko, lalu menundanya. Selain itu, ia menaikkan bea impor barang China, yang dibalas dengan tarif serupa oleh China dan Kanada.

“Pasar komoditas gelisah dengan banyak ketidakpastian,” kata John Kilduff dari Again Capital. Investor khawatir kebijakan ini memperlambat ekonomi dan menekan permintaan minyak. Indeks S&P 500 pun turun lebih dari 8% sejak Februari. Sementara itu, analis PVM Tamas Varga menyebut potensi sanksi terhadap Iran dan Rusia bisa mendukung harga minyak dalam jangka pendek.

Namun, ketidakpastian tetap membuat reli minyak sulit bertahan lama. Harga minyak sempat rebound dari level terendah enam bulan setelah Trump mengancam sanksi lebih ketat bagi Rusia jika tak ada kesepakatan gencatan senjata dengan Ukraina. Di sisi lain, dua sumber menyebut AS mempertimbangkan pelonggaran sanksi energi Rusia jika Moskow menghentikan perang.

Wakil PM Rusia Alexander Novak mengatakan OPEC+ akan meningkatkan produksi mulai April, tetapi bisa membatalkannya jika terjadi ketidakseimbangan pasar. Trump juga menekan Iran dengan menghentikan ekspor minyaknya untuk membatasi program nuklir Teheran.

Namun, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan negaranya tidak akan tunduk pada tekanan AS. Akhir pekan ini, investor akan menantikan laporan dari Badan Energi Internasional dan OPEC terkait prospek permintaan dan pasokan minyak global.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *