Lifestyle
Gorengan: Risiko Kesehatan yang Perlu Diwaspadai
Jakarta (usmnews) – Di Indonesia, masyarakat gemar menyantap gorengan ketika berbuka puasa. Banyak orang memilih bakwan, pisang goreng, tahu isi, risol, atau tempe mendoan sebagai teman berbuka. Meskipun kebiasaan ini sudah menjadi tradisi, terlalu sering mengonsumsi gorengan meningkatkan risiko kesehatan secara signifikan. Para ahli gizi dan dokter terus memperingatkan bahwa gorengan mengandung kalori dan lemak tinggi karena proses penggorengan yang menghilangkan air dari makanan serta menyebabkan penyerapan minyak secara berlebih.
Dr. Imelda Goretti, seorang dokter spesialis gizi klinik dari Eka Hospital Cibubur, menegaskan bahwa konsumsi gorengan secara berlebihan memicu obesitas. Penumpukan lemak di tubuh menyebabkan penyakit kardiovaskular, hipertensi, dan diabetes jika kita tidak segera mengatasinya. Dokter mengungkapkan bahwa penggorengan pada suhu tinggi selama waktu lama menghasilkan zat akrilamida. Reaksi gula dengan asam amino asparagine membentuk zat ini, yang berpotensi menyebabkan kanker.
Baca juga : Paspor: Keistimewaan Tiga Tokoh Dunia Bebas Perjalanan
Para ahli kesehatan juga menyatakan bahwa gorengan meningkatkan tekanan darah dan menyumbat pembuluh darah, yang kemudian memicu penyakit jantung serius seperti serangan jantung dan stroke. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan penyakit kardiovaskular tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia. Lebih jauh, penelitian mengaitkan kebiasaan rutin mengonsumsi gorengan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 melalui mekanisme resistensi insulin.
Dr. Imelda mendorong masyarakat untuk memilih alternatif menu berbuka yang lebih sehat, seperti kurma, jus buah, dan air mineral. Ia juga menyarankan agar masyarakat mengubah pola masak dengan menggunakan metode rebus, kukus, atau panggang. Dengan demikian, masyarakat dapat menikmati momen berbuka puasa tanpa mengorbankan kesehatan, serta mengurangi risiko penyakit serius yang mengintai akibat konsumsi gorengan berlebihan.