Connect with us

Tech

Google Terancam Dipecah-belah, Berikut Penyebabnya

Published

on

Jakarta (usmnews) – Seminggu setelah hakim memutuskan Google Alphabet secara ilegal memonopoli pasar pencarian online, Departemen Kehakiman AS (DoJ) disebut mempertimbangkan opsi untuk memecah raksasa teknologi yang bernilai sekitar US$2 triliun itu.

Menurut laporan dari New York Times dan Bloomberg, pengacara dari pihak DoJ paling sering membahas soal opsi agar Google melepaskan sistem operasi Android. Para pejabat juga mempertimbangkan untuk mencoba memaksakan kemungkinan penjualan AdWords, program iklan pencarian Google, dan kemungkinan pelepasan peramban web Chrome-nya, dikutip dari The Guardian.

Pilihan lain yang dimiliki Departemen Kehakiman termasuk memaksa Google untuk berbagi data dengan para pesaing dan menerapkan langkah-langkah untuk mencegah mereka memperoleh keuntungan yang tidak adil dalam produk AI, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Seorang juru bicara Departemen Kehakiman mengatakan mereka sedang mengevaluasi keputusan pengadilan dan akan menilai langkah selanjutnya yang tepat sesuai dengan arahan pengadilan dan kerangka hukum yang berlaku untuk solusi antimonopoli. Sang juru bicara mengaku belum ada keputusan resmi.

Di lain pihak, juru bicara Google menolak berkomentar soal laporan ini. Perusahaan berencana untuk mengajukan banding atas putusan soal monopoli tersebut. Mereka juga menghadapi gugatan antimonopoli lain dari DoJ yang akan disidangkan bulan depan.

Sebelumnya, Google divonis melanggar undang-undang antimonopoli, menghabiskan miliaran dolar AS untuk menciptakan monopoli ilegal dan menjadi mesin pencari default dunia. Putusan tersebut dipandang sebagai kemenangan besar pertama bagi otoritas federal yang mengambil alih dominasi pasar teknologi besar.

Selama persidangan, terungkap bahwa Google membayar perusahaan, termasuk Apple, lebih dari US$26 miliar pada 2021 untuk tetap menjadi opsi default untuk pencarian di browser Safari. Kesepakatan tersebut memungkinkan Google untuk membangun monopoli atas pencarian dan menekan persaingan secara tidak adil.

Neil Chilson, mantan kepala teknologis untuk Komisi Perdagangan Federal (FTC), mengatakan pembicaraan soal memecah Google adalah “mimpi belaka.” Menurutnya, pemecahan tidak akan mengatasi perilaku inti yang menurut pengadilan bermasalah, yaitu kontrak eksklusif untuk penempatan default.

Regulator antimonopoli federal juga sudah menggugat platform-platform milik Meta, Amazon.com, dan Apple dalam empat tahun terakhir, dengan mengklaim bahwa perusahaan-perusahaan tersebut secara ilegal menjalankan monopoli.

Alden Abbott, mantan penasihat umum untuk FTC, mengatakan bahwa divestasi berbagai bisnis Google akan menjadi “bencana,” tetapi tidak mungkin terjadi. Pengadilan banding dalam kasus AS v Microsoft (2001) menolak untuk membubarkan perusahaan tersebut, meski tindakan monopoli ilegalnya ditemukan oleh pengadilan.

Dilansir dari CNN Indonesia

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *