Lifestyle
Gempi Akhirnya Diberikan Izin Menggunakan HP, Ini Manfaatnya

Jakarta, (usmnews) – Aktor Gading Marten dan penyanyi Gisella Anastasia akhirnya memberikan izin kepada putri mereka, Gempita Nora Marten (Gempi), untuk menggunakan handphone (HP) saat usianya mencapai 10 tahun. Mereka memberikan HP pada Gempi sebagai hadiah ulang tahun ke-10. Keputusan ini bisa menjadi contoh bagi banyak orangtua untuk menunda memberikan akses teknologi pada anak yang masih terlalu muda.
Gisella mengungkapkan di Instagram bahwa Gempi sabar menunggu waktu yang tepat untuk mendapatkan HP meski teman-temannya sudah memilikinya. Keputusan ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya memilih waktu yang tepat bagi anak untuk memulai menggunakan teknologi. Lantas, apa saja manfaat menunda memberikan HP pada anak di usia dini? Berikut penjelasannya.
Menurut penelitian dari Research.com, anak-anak berusia 8 hingga 12 tahun di Amerika Serikat rata-rata menghabiskan waktu 4 jam 44 menit di depan layar setiap harinya. Sebanyak 31 persen dari waktu tersebut digunakan untuk bermain game. Waktu yang terlalu lama di depan layar bisa berdampak buruk pada perkembangan otak anak. Institut Kesehatan Nasional menyatakan bahwa penipisan korteks otak dini dapat menurunkan kemampuan kognitif anak.
Laporan Common Sense Media 2019 mengungkap anak-anak jarang menggunakan waktu layar untuk aktivitas kreatif seperti seni digital. Sebagian besar waktu anak-anak dihabiskan untuk media sosial atau menonton video. Jika seorang anak lebih sering menggunakan HP daripada berinteraksi dengan orang lain, keterampilan sosialnya bisa terganggu. Hal ini juga dapat memengaruhi kemampuan berpikir kritis, pengendalian impuls, dan pemecahan masalah.
Terlalu banyak waktu di depan layar menghambat keterampilan sosial anak karena mereka jarang berinteraksi langsung dengan orang lain. Sebagai hasilnya, kemampuan berpikir kritis, pengendalian impuls, dan pemecahan masalah anak bisa terhambat. Lebih jauh lagi, mereka mungkin kesulitan mengelola emosi dan situasi sosial yang lebih kompleks.
Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), mengingatkan bahwa kecanduan internet adalah risiko jika anak terlalu lama mengakses dunia maya.