Connect with us

Lifestyle

Gaya Anggun Atalia dengan Sentuhan Kain Batik

Published

on

Semarang (usmnews) – Anggota DPR RI, Atalia Praratya, mencuri perhatian saat merayakan ulang tahun putrinya, Camillia Laetitia Azzahra. Ia tampil elegan dalam balutan kebaya kutubaru berwarna hitam yang ia padukan dengan hijab lilit putih dan kain batik bermotif megamendung. Penampilannya tidak hanya menonjol secara visual, tetapi juga memancarkan kekayaan budaya yang ia kenakan.

Dalam unggahan di media sosial, Atalia menunjukkan kekompakan gaya dengan putrinya yang juga mengenakan kebaya kutubaru. Ia memilih kebaya lengan panjang dengan potongan yang mengikuti bentuk tubuh, lengkap dengan bros emas dan perak yang ia sematkan di dada. Detail ini membuat siluet tubuhnya tampak ramping dan anggun.

Atalia menyempurnakan penampilannya dengan hijab putih yang ia lilit sederhana. Warna hijab yang terang menciptakan kontras menarik dengan kebaya hitam yang ia kenakan. Sebagai bawahan, ia memilih kain batik motif megamendung dengan warna dasar hitam dan garis putih. Potongan kain yang melebar di bagian bawah semakin mempertegas keanggunan kebaya yang ramping.

Motif batik megamendung yang Atalia kenakan memiliki sejarah dan filosofi mendalam. Masyarakat luas mengakui motif ini sebagai ciri khas budaya Cirebon. Pola awan yang memanjang dan lonjong menjadi elemen utama dalam desainnya. Secara tradisional, motif ini menggunakan warna merah dan biru dengan tujuh gradasi warna, namun kini motif megamendung hadir dalam berbagai kombinasi warna.

Sejarah mencatat bahwa motif ini lahir dari pertemuan budaya Tionghoa dan Cirebon. Ketika para saudagar Tionghoa datang ke Indonesia, mereka membawa keramik berhias gambar awan dan dedaunan. Sementara itu, budaya Cirebon kaya akan simbol-simbol tanah dan batuan. Kedua elemen budaya ini bersatu dan menciptakan motif megamendung yang khas—sebuah perpaduan yang mencerminkan keterbukaan dan akulturasi.

Secara harfiah, “megamendung” berarti langit mendung yang menaungi bumi dan segala isinya. Dalam budaya Cirebon, motif ini mengandung makna spiritual dan religius. Ia mengingatkan manusia untuk tetap rendah hati, sejuk, dan tenang dalam menghadapi amarah atau emosi. Layaknya langit yang mendung, batik megamendung mengajarkan tentang keteduhan dan kekuatan batin.

Motif ini juga merepresentasikan nilai ketuhanan. Langit mendung dianggap sebagai simbol perlindungan dari Yang Maha Kuasa, yang senantiasa menaungi dan menjaga kehidupan manusia di bumi. Dengan mengenakan motif ini, seseorang tidak hanya memperlihatkan estetika busana, tetapi juga menyampaikan pesan kebijaksanaan dan spiritualitas.

Melalui pilihan busana yang ia kenakan, Atalia Praratya tidak hanya tampil anggun dan modern, tetapi juga menegaskan kecintaannya pada kekayaan budaya Nusantara. Ia berhasil memadukan nilai tradisional dengan gaya kekinian, sekaligus menyampaikan pesan bahwa keindahan sejati berasal dari pemahaman terhadap makna di balik setiap elemen yang dikenakan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *