Connect with us

Business

Fenomena Natal Digital: Gen Z Amerika Serikat Justru Mengincar Aset Kripto di Tengah Gejolak Pasar

Published

on

Jakarta (usmnews) – Dikutip dari detikfinance, Menjelang musim liburan Natal dan Tahun Baru, sebuah tren unik muncul di kalangan generasi muda Amerika Serikat. Di saat mayoritas orang mungkin mengharapkan hadiah konvensional seperti pakaian atau gawai, Generasi Z (Gen Z) justru menempatkan aset kripto, khususnya Bitcoin, sebagai salah satu daftar keinginan (wishlist) utama mereka.

Fenomena ini terbilang cukup mengejutkan dan kontraintuitif, mengingat kondisi pasar aset digital yang baru-baru ini sedang tidak stabil.

Dominasi Gen Z dalam Minat Aset Digital

Berdasarkan data survei terbaru yang dilakukan oleh Visa bekerja sama dengan Morning Consult pada bulan Oktober lalu, terungkap adanya kesenjangan generasi yang sangat mencolok terkait preferensi hadiah. Survei tersebut menyoroti bahwa 45% dari responden Gen Z—atau hampir setengah dari populasi demografis ini—menyatakan akan merasa sangat gembira jika menerima mata uang kripto sebagai kado liburan.

Angka ini menunjukkan antusiasme yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata populasi umum. Sebagai perbandingan:

  • Hanya 28% dari total populasi orang dewasa AS yang menginginkan kripto.
  • Generasi Milenial mencatatkan minat sebesar 34%.
  • Generasi X berada di angka 24%.
  • Generasi Baby Boomers menjadi yang paling tidak tertarik, dengan hanya 17% yang bersedia menerima aset digital tersebut.

Laporan survei tersebut menegaskan bahwa lebih dari satu dari empat orang dewasa di AS, dan hampir 50% dari Gen Z, kini memandang aset kripto bukan hanya sebagai instrumen investasi yang rumit, melainkan sebagai komoditas hadiah yang bernilai dan relevan.

Antusiasme di Tengah Koreksi Harga

Hal yang membuat data ini semakin menarik adalah konteks waktu saat survei dan sentimen pasar saat ini. Minat tinggi dari kaum muda ini bertahan meskipun pasar kripto baru saja mengalami koreksi besar-besaran. Tercatat, sejak periode survei berakhir pada 16 Oktober hingga laporan ini dirilis, harga Bitcoin telah mengalami penurunan tajam hingga 20%.

Tekanan jual sempat terjadi secara masif pada awal pekan, yang tidak hanya merontokkan harga koin tetapi juga menyeret turun saham-saham perusahaan yang terafiliasi dengan industri kripto. Namun, pasar menunjukkan ketahanan yang cukup baik dengan adanya pemulihan harga (rebound) di pertengahan minggu, menandakan bahwa tekanan jual mulai mereda.

Peluang “Diskon” bagi Investor Muda

Bagi sebagian besar investor konservatif, penurunan harga seringkali menjadi sinyal untuk menjauh. Namun, bagi anak muda Amerika yang memiliki literasi digital tinggi, koreksi harga ini justru diterjemahkan sebagai peluang emas atau strategi buy the dip.

Mereka melihat penurunan valuasi Bitcoin dan aset kripto lainnya bukan sebagai tanda kehancuran, melainkan sebagai momen “diskon” untuk mengakumulasi aset dengan harga yang lebih terjangkau.

Hal inilah yang mendasari mengapa, meskipun grafik harga sedang merah, permintaan dan keinginan untuk memiliki kripto sebagai hadiah Natal justru semakin menguat di kalangan Gen Z. Aset kripto kini telah bertransformasi dari sekadar instrumen spekulatif menjadi bagian integral dari budaya populer dan gaya hidup finansial generasi muda.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *