Entertainment

Fenomena ‘Here I Go Again ’87’: Ketika MTV Mengubah Whitesnake Menjadi Raksasa Rock

Published

on

Pada penghujung era 1980-an, tepatnya sekitar tahun 1987, grup musik rock asal Inggris, Whitesnake, berhasil mengukuhkan diri mereka sebagai megabintang internasional sejati. Pencapaian ini tidak hanya didorong oleh kualitas musik mereka, tetapi juga oleh sebuah fenomena budaya-media yang sangat kuat pada masa itu: dukungan penayangan video musik yang sangat gencar di saluran televisi musik legendaris, MTV. Demikian menurut laporan dari Loudersound yang diterbitkan pada hari Rabu.

Whitesnake, yang dipimpin oleh vokalis kharismatik David Coverdale, telah menjadi bagian penting dari kancah musik rock sejak lama. Namun, titik balik terbesar dalam karier mereka terjadi ketika citra dan musik mereka bersinergi sempurna dengan format visual MTV. Keberhasilan band ini kian diperkuat dengan adanya sorotan media yang intens terhadap kehidupan pribadi Coverdale, khususnya pernikahannya dengan aktris Amerika yang populer, Tawny Kitaen.

Video-video musik Whitesnake pada masa itu menjadi ikonik dan memorable, mencerminkan estetika glam rock yang sedang berada di puncak popularitasnya. Karya-karya visual tersebut, seperti video untuk lagu hits mereka “Here I Go Again ’87” dan “Still of the Night,” memperoleh ketenaran luar biasa karena diputar berkali-kali setiap harinya di MTV. Intensitas penayangan ini menempatkan Whitesnake di depan mata jutaan penonton yang haus akan konten musik baru, menjadikan mereka salah satu wajah paling dikenal dari generasi rock tersebut.

Di sinilah peran Tawny Kitaen menjadi sangat signifikan dan tak terpisahkan dari citra baru Whitesnake. Dalam video “Here I Go Again ’87,” Kitaen mencuri perhatian dengan aksi akrobatik dan koreografisnya yang energik dan provokatif di atas kap mobil yang sedang melaju. Penampilannya yang memukau dan berani dalam video tersebut, serta perannya yang menonjol dalam video-video lain milik Whitesnake, menciptakan sebuah perpaduan citra, esensi, dan daya tarik visual yang sangat selaras dengan tuntutan dan selera format siaran MTV. Saluran televisi musik ini, pada dasarnya, memprioritaskan visual yang menarik, gaya hidup “rock n’ roll” yang glamor, dan narasi yang dramatis, dan Kitaen berhasil mewujudkan semua elemen tersebut dengan sempurna. Kehadirannya tidak hanya memvisualisasikan lirik lagu, tetapi juga memperkuat fantasi rock star yang diidam-idamkan oleh publik.

Dampak dari mesin promosi MTV ini terhadap karier Coverdale pribadi sungguh transformatif. David Coverdale, yang dalam laporan itu disebut dulunya hanyalah seorang penjual kemeja dengan kondisi pendapatan yang tidak menentu (menggambarkan transisi radikal dari kehidupan biasa ke gemerlap panggung dunia), mendadak berubah menjadi bintang rock yang sangat terkenal dan berpengaruh di kancah musik global. Transformasi ini menunjukkan kekuatan luar biasa media visual dalam membentuk persona publik dan mengukir status selebriti.

Berkat tayangan video musik yang gencar dan berulang-ulang di MTV, album studio Whitesnake yang dirilis pada tahun 1987 (dikenal hanya sebagai “1987” di Amerika atau “Whitesnake” di Eropa) mencapai kesuksesan komersial yang fantastis. Album tersebut terjual hingga delapan juta kopi di seluruh dunia hanya dalam waktu satu setengah tahun setelah perilisannya. Angka penjualan yang masif ini menjadi bukti nyata bagaimana paparan visual yang konsisten di MTV dapat secara langsung memengaruhi daya beli dan selera musik konsumen.

Tidak hanya album musik mereka, kompilasi video klip Whitesnake yang berjudul “Trilogy” pun turut menikmati kesuksesan. Paket visual ini, yang menampilkan klip-klip yang sering diputar di MTV, sukses terjual lebih dari satu juta keping. Ini menegaskan bahwa para penggemar tidak hanya ingin mendengarkan lagu-lagu Whitesnake, tetapi juga ingin memiliki dan menonton konten visual yang telah di-branding secara kuat melalui televisi.

Namun, era keemasan ini lambat laun harus berakhir. Keputusan MTV untuk menghentikan saluran musiknya di Eropa dan Inggris pada suatu titik menandai berakhirnya era di mana televisi musik berfungsi sebagai wadah utama dan paling dominan untuk promosi dan penemuan artis baru. Perubahan ini mencerminkan evolusi konsumsi media dan pergeseran saluran distribusi musik dari televisi linear ke format digital.

Meskipun demikian, warisan MTV akan terus dikenang sebagai salah satu pendorong terbesar dalam sejarah industri musik modern. Warisan ini akan terus diabadikan melalui kisah-kisah sukses band-band seperti Whitesnake, yang popularitas dan kejayaannya dibentuk dan didefinisikan oleh kekuatan media visual tersebut. Kisah mereka menjadi studi kasus klasik tentang bagaimana sebuah platform media tunggal dapat mengubah nasib sebuah band, mengubah David Coverdale dari seorang penjual kemeja menjadi seorang rock star global, dan menghasilkan jutaan penjualan melalui kekuatan gambar bergerak.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version