Connect with us

International

Fakta fakta terkini global sumud flotila di cegat israel

Published

on

Jakarta (usmnews) di kutip dari CNN indonesia Insiden pencegatan armada kapal bantuan kemanusiaan **Global Sumud Flotilla (GSF)** oleh Angkatan Laut Israel pada **Rabu, 1 Oktober**, telah memicu ketegangan diplomatik dan protes keras dari berbagai negara. Armada ini bertujuan menyalurkan bantuan vital ke Jalur Gaza yang tengah menghadapi krisis kemanusiaan dan kelaparan.

### Operasi Pencegatan dan Data AktivisMenurut laporan awal dari situs resmi GSF, operasi ini melibatkan **43 kapal** dengan membawa lebih dari **500 relawan dan aktivis** kemanusiaan dari seluruh dunia.

Namun, data dari pihak Israel sedikit berbeda. Seorang pejabat Israel mengonfirmasi bahwa Angkatan Laut mereka mencegat **41 kapal** GSF dalam operasi yang berlangsung sekitar 12 jam.

Terkait jumlah penahanan, terdapat perbedaan angka signifikan antara klaim GSF dan Israel. Juru bicara GSF, Saif Abukeshek, menyatakan bahwa **201 orang** telah “diculik” oleh Israel. Para relawan yang ditahan ini berasal dari **37 negara**, dengan kontingen terbesar di antaranya berasal dari Spanyol (30 orang), Italia (22 orang), Turki (21 orang), dan Malaysia (12 orang).

Secara mengejutkan, salah satu aktivis yang ikut ditahan adalah tokoh aktivis iklim global, **Greta Thunberg**, yang menunjukkan bahwa misi ini menarik partisipasi dari berbagai kalangan aktivis terkemuka.

Di sisi lain, pejabat Israel mengklaim bahwa mereka menangkap dan menahan **lebih dari 400 aktivis pro-Palestina**. Pihak Israel memandang tindakan ini sebagai penggagalan “upaya penyerbuan besar-besaran” dan menegaskan bahwa para aktivis tersebut memiliki niat untuk melanggar **”blokade keamanan maritim yang sah di Jalur Gaza.”

** Perbedaan angka ini menyoroti kontras narasi antara pihak penyelenggara flotilla yang melihat misi ini sebagai upaya kemanusiaan, dan Israel yang menganggapnya sebagai pelanggaran keamanan.

### Kondisi Kapal dan Nasib BantuanSituasi satu kapal GSF, **Mikeno (Al Bireh)**, sempat menjadi fokus perhatian. Melalui situs pelacakan Global Sumud Flotilla, kapal ini terlacak berada di perairan internasional Mediterania, hanya sekitar **100-200 kilometer** di barat daya Gaza City, posisi yang sangat dekat dengan pantai tujuan mereka. Meskipun sempat tercatat masih dalam pelayaran, kapal-kapal lain di sekitar Mikeno telah dikonfirmasi “tercegat.” Berdasarkan data pelacakan, muncul dugaan kuat bahwa kapal Mikeno **kemungkinan besar telah berhasil dicegat** oleh pasukan Israel.

Kejelasan mengenai nasib kapal, muatan bantuan, dan kru yang ada di dalamnya masih ditunggu.### Reaksi Keras Pemimpin DuniaInsiden pencegatan dan penahanan aktivis ini langsung menuai kecaman keras dari sejumlah pemimpin dunia. **Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim**, menyatakan kemurkaannya dan mengecam keras tindakan Israel.

Anwar menegaskan bahwa Malaysia akan memanfaatkan **”segala cara yang sah dan sesuai hukum”** untuk memastikan Israel bertanggung jawab atas tindakannya, khususnya dalam hal keselamatan dan martabat warga negara Malaysia yang ditahan.Kecaman yang lebih tajam datang dari Presiden Turki, **Recep Tayyip Erdogan**.

Di hadapan Partai AK, Erdogan menyatakan bahwa tindakan Israel membajak dan menculik relawan di perairan internasional merupakan **”cerminan brutalitas”** yang sama dengan yang mereka tunjukkan di Gaza.

Ia secara spesifik menuding pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan genosida dan tidak dapat mentoleransi perdamaian sekecil apa pun, dengan tegas menyebut tindakan di perairan internasional tersebut sebagai pelanggaran hukum.

### Pemantauan dan Upaya Pemulangan WNIKementerian Luar Negeri Indonesia (**Kemlu**) memberikan pembaruan mengenai kondisi **Warga Negara Indonesia (WNI) Husein** yang turut serta dalam pelayaran GSF. Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, mengonfirmasi bahwa berdasarkan komunikasi terakhir per **Kamis, 2 Oktober 2025**, kondisi Husein **”dalam keadaan baik”**.Menariknya, WNI tersebut tidak berada di kapal yang dicegat.

Husein melalui media sosial Instagram mengonfirmasi bahwa kapal *observer* yang ia naiki, **Summertime-Jong**, sedang berlayar **”menuju wilayah yang lebih aman untuk membawa dokumentasi serta berkas-berkas”** yang dikumpulkan. Tujuannya adalah menjadikan dokumen-dokumen tersebut sebagai **barang bukti** dalam upaya peradilan internasional terhadap Israel.

Untuk memberikan bantuan dan perlindungan yang dibutuhkan, Kemlu melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (**KBRI**) Roma, yang memiliki wilayah kerja di Cyprus, telah **menerjunkan petugas** untuk memantau situasi. Judha Nugraha memastikan bahwa Kemlu akan terus memonitor dan menjalin komunikasi intensif dengan WNI yang tergabung dalam misi GSF ini.

Secara keseluruhan, pencegatan Global Sumud Flotilla oleh Israel memperlihatkan benturan keras antara klaim hak Israel untuk mempertahankan blokade maritim mereka dengan hak kelompok kemanusiaan internasional untuk menyediakan bantuan mendesak, memicu gelombang respons diplomatik yang menuntut pertanggungjawaban Israel.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *