Fakta DeepSeek: AI China yang Menjadi Pesaing ChatGPT

Jakarta (usmnews) – Fakta DeepSeek tengah menarik perhatian dunia teknologi sebagai pesaing kuat dalam kecerdasan buatan (AI). China mengembangkan DeepSeek dengan efisiensi tinggi dan biaya lebih rendah dibandingkan model AI dari perusahaan Amerika Serikat seperti ChatGPT. Dengan kecerdasan yang terus berkembang, DeepSeek berpotensi mengguncang dominasi AI global.

Sebagai startup AI muda, DeepSeek berdiri sejak 2023 di Hangzhou, Zhejiang. High Flyer, sebuah hedge fund di China, mendirikannya dengan Liang Wenfeng sebagai pemimpin. Liang Wenfeng merupakan lulusan Zhejiang University. Dalam dua tahun, DeepSeek berkembang pesat dan memiliki visi besar mencapai Artificial General Intelligence (AGI), kecerdasan buatan yang mampu berpikir seperti manusia.

Keberhasilan DeepSeek terlihat dari popularitas aplikasinya yang melejit. Pada 26 Januari 2025, aplikasi DeepSeek menduduki peringkat pertama dalam kategori aplikasi gratis di Apple App Store di 111 negara, melampaui ChatGPT. Peningkatannya signifikan karena beberapa hari sebelumnya, DeepSeek masih di posisi ke-31. Tidak hanya di App Store, DeepSeek juga meraih posisi puncak dalam daftar aplikasi gratis di Google Play Store di 18 negara.

Fakta DeepSeek juga mencakup pengembangan dua model AI unggulan, yaitu DeepSeek V3 dan DeepSeek R-1. DeepSeek merilis V3 pada Desember 2024 dengan arsitektur Mixture-of-Experts (MoE). Model ini menawarkan efisiensi tinggi serta jendela konteks hingga 128.000 token. Pada Januari 2025, DeepSeek memperkenalkan R-1 dengan kemampuan penalaran yang lebih canggih. Model ini mampu berpikir lebih logis dan menyelesaikan masalah kompleks seperti matematika tingkat lanjut serta pemrograman.

DeepSeek lahir di tengah ketegangan perdagangan antara China dan AS, terutama terkait pembatasan ekspor chip AI oleh pemerintah AS. Meski menghadapi tantangan, DeepSeek terus membuktikan kemampuannya sebagai inovasi AI yang efisien dan cerdas, siap bersaing di panggung global.