Connect with us

Anak-anak

Estetika Ramah Anak, Rahasia di Balik Ekspresi Unik Patung Macan di Kediri

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip dari Kompas.com, Dunia maya baru-baru ini dihebohkan oleh kemunculan sebuah patung macan di wilayah Kediri, Jawa Timur, yang memiliki tampilan tidak biasa. Berbeda dengan citra macan pada umumnya yang digambarkan gagah, taring tajam, dan tatapan mata yang mengintimidasi, patung di Kediri ini justru tampil dengan raut wajah yang lebih “bersahabat” dan jenaka. Fenomena ini menarik perhatian publik dan memicu beragam reaksi, mulai dari tawa hingga rasa penasaran mengenai alasan di balik desainnya yang nyentrik tersebut.

​Filosofi di Balik Desain “Lucu”

​Sang pembuat patung akhirnya memberikan klarifikasi mengenai visi artistik di balik karyanya. Ternyata, tampilan macan yang jauh dari kesan sangar tersebut bukanlah sebuah ketidaksengajaan atau kekeliruan teknis dalam memahat. Sebaliknya, sang seniman secara sadar dan sengaja merancang ekspresi patung tersebut agar terlihat ramah.

​Tujuan utamanya adalah kenyamanan psikologis anak-anak. Sang pembuat patung menyadari bahwa lokasi penempatan patung tersebut berada di area yang sering dilewati oleh masyarakat, termasuk anak-anak kecil. Ia tidak ingin keberadaan simbol macan yang biasanya melambangkan keberanian dan kekuatan justru berubah menjadi sosok yang menakutkan atau membuat trauma bagi anak-anak yang melihatnya.

​Pendekatan Seni yang Humanis

​Dalam proses pembuatannya, sang seniman mempertimbangkan beberapa aspek penting agar patung ini dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat:

  • Ekspresi Wajah yang Melunak: Penggunaan garis wajah yang lebih bulat dan posisi mulut yang tidak menggeram secara berlebihan memberikan kesan bahwa macan tersebut sedang “tersenyum”.
  • Keamanan Lingkungan: Selain estetika, pemilihan desain ini bertujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang lebih hangat dan tidak kaku.
  • Identitas Lokal yang Unik: Dengan desain yang tidak konvensional ini, patung macan tersebut justru memiliki karakteristik yang kuat dan mudah diingat oleh siapa pun yang melintas di depannya.

​Respons Masyarakat dan Dampak Sosial

​Meskipun sempat menjadi bahan candaan di media sosial—mengingat netizen Indonesia sering mengaitkannya dengan meme “macan lucu” yang pernah viral beberapa tahun lalu—penjelasan sang seniman memberikan sudut pandang baru yang lebih mendalam. Banyak warga sekitar yang pada akhirnya mengapresiasi langkah tersebut. Mereka merasa bahwa seni publik tidak melulu harus kaku dan formal, tetapi juga harus mempertimbangkan audiensnya, terutama anak-anak.

​Keberadaan patung ini menjadi bukti bahwa sebuah karya seni dapat memiliki fungsi ganda: sebagai identitas fisik sebuah lokasi sekaligus sebagai media yang mampu menghadirkan keceriaan bagi masyarakat sekitar.

Sang seniman berharap agar karyanya tidak hanya dilihat dari kemiripan anatominya dengan macan asli, tetapi lebih kepada pesan kasih sayang dan perhatian terhadap kenyamanan publik.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *