Connect with us

International

​Eskalasi Ketegangan di Yerusalem: Kunjungan Benjamin Netanyahu ke Kompleks Masjid Al-Aqsa Saat Perayaan Hanukkah

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip SINDO.News Kondisi keamanan dan politik di kawasan Timur Tengah kembali memanas menyusul tindakan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang mendatangi kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur. Kunjungan yang dilakukan bertepatan dengan momen perayaan hari raya Yahudi, Hanukkah, ini memicu gelombang protes dan kecaman luas, baik dari otoritas Palestina maupun komunitas internasional. Bagi umat Muslim, tindakan ini dianggap sebagai provokasi berat terhadap salah satu situs paling suci dalam Islam.

Kronologi dan Simbolisme: Kunjungan​Netanyahu memasuki area kompleks yang dikenal oleh umat Yahudi sebagai Temple Mount dengan pengawalan ketat dari aparat keamanan Israel. Kehadirannya di lokasi tersebut selama hari raya Hanukkah dipandang bukan sekadar kunjungan religius biasa, melainkan sebuah pernyataan politik yang kuat mengenai kedaulatan Israel atas wilayah Yerusalem. Di bawah aturan “status quo” yang telah lama berlaku, umat Yahudi memang diperbolehkan mengunjungi kompleks tersebut namun dilarang keras untuk melakukan ibadah atau ritual keagamaan di sana.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, frekuensi kunjungan pejabat tinggi Israel dan kelompok nasionalis Yahudi terus meningkat. Hal ini sering kali disertai dengan upaya untuk melakukan doa secara terbuka, yang secara langsung menantang otoritas Wakaf Islam yang mengelola situs tersebut. Kehadiran Netanyahu kali ini dianggap semakin memperkeruh suasana di tengah konflik yang masih berkecamuk di Jalur Gaza.

Reaksi dan Dampak Diplomatik​: Pihak Palestina melalui Kementerian Luar Negerinya mengutuk keras aksi tersebut dan menyebutnya sebagai upaya sistematis untuk melakukan “Yahudisasi” terhadap Yerusalem Timur. Mereka memperingatkan bahwa tindakan provokatif semacam ini dapat memicu ledakan kekerasan baru yang sulit dikendalikan. Tidak hanya dari Palestina, negara-negara tetangga seperti Yordania, yang memegang peran sebagai pelindung situs suci di Yerusalem, juga melayangkan protes diplomatik resmi.

Dunia internasional mengkhawatirkan bahwa langkah Netanyahu ini akan semakin menutup pintu negosiasi perdamaian. Di saat masyarakat dunia menyerukan gencatan senjata dan penurunan tensi, aksi simbolis di Masjid Al-Aqsa justru memberikan pesan sebaliknya. Kritik juga datang dari kelompok oposisi di dalam negeri Israel yang menilai bahwa sang Perdana Menteri sedang menggunakan isu agama untuk mengalihkan perhatian publik dari tekanan politik internal yang tengah ia hadapi.

Secara keseluruhan, kunjungan Benjamin Netanyahu ke Masjid Al-Aqsa saat Hanukkah mempertegas betapa rapuhnya perdamaian di Yerusalem. Situs yang seharusnya menjadi simbol spiritual justru terus menjadi pusat gesekan geopolitik. Tanpa adanya penghormatan terhadap status hukum internasional dan sensitivitas agama, stabilitas di kawasan tersebut akan terus terancam oleh tindakan-tindakan sepihak yang provokatif.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *