Connect with us

Tech

Eksekutif AI Mundur, Apple Tertinggal di Persaingan AI

Published

on

Jakarta (usmnews) – Apple baru saja meluncurkan iPhone 17, namun momen penting ini terusik oleh kabar mengejutkan dari divisi kecerdasan buatan (AI). Robby Walker, salah satu eksekutif senior Apple di bidang AI, memilih hengkang dari perusahaan setelah lebih dari satu dekade berkarier.

Walker sebelumnya memimpin tim Siri dan memainkan peran kunci dalam pengembangan inisiatif AI serta sistem pencarian Apple. Ia melapor langsung kepada John Giannandrea, Senior Vice President bidang Machine Learning dan AI Strategy. Walker akan resmi meninggalkan Apple bulan depan.

Kepergian Walker menambah daftar panjang pejabat tinggi yang meninggalkan divisi AI Apple. Sebelumnya, Ruoming Pang, tokoh senior AI lainnya, juga memilih bergabung dengan Meta. Rentetan kepergian ini memicu kekhawatiran soal masa depan AI Apple, terutama dalam persaingannya dengan raksasa teknologi lain seperti Google, Meta, dan Microsoft.

Menurut laporan Web Pro News, muncul rasa frustrasi di kalangan internal Apple terhadap lambatnya kemajuan AI perusahaan. Beberapa eksekutif memilih pindah ke perusahaan dengan pendekatan inovasi AI yang lebih agresif.

Apple masih bergulat dengan berbagai keterlambatan dalam peta jalan teknologinya. Salah satunya adalah pembaruan Siri, asisten virtual yang beberapa kali mengalami penundaan pengembangan. Padahal, Siri merupakan ujung tombak AI Apple sejak awal peluncurannya.

Peluncuran iPhone 17 pun tak banyak menampilkan inovasi AI baru yang bisa menyaingi teknologi generatif milik pesaingnya. Hal ini memperkuat anggapan bahwa Apple belum siap menghadapi persaingan di era AI generatif yang terus berkembang pesat.

Analis dari Wedbush, Daniel Ives, secara tegas menilai bahwa strategi AI Apple bisa menjadi batu sandungan besar jika tidak segera diperbaiki. Ia bahkan menyebut Apple tampak pasif di tengah gelombang revolusi AI yang sedang berlangsung.

“Sementara itu Apple seperti sedang duduk di bangku taman sambil menikmati limun, menyaksikan inovasi teknologi ini mengubah dunia,” sindir Ives.

Menurutnya, perusahaan seperti Google, Microsoft, dan Meta jauh lebih agresif dalam mengembangkan dan memonetisasi AI. Mereka memimpin gelombang perubahan terbesar dalam dunia teknologi selama 40 tahun terakhir.

Ironisnya, Apple memiliki aset luar biasa yang bisa menjadi keunggulan kompetitif: lebih dari 2,4 miliar perangkat iOS dan 1,5 miliar iPhone aktif di seluruh dunia. Basis konsumen ini memberi peluang besar untuk menerapkan AI secara masif. Namun, Apple dinilai belum memanfaatkan kekuatan ini secara optimal.

Kini, dengan mundurnya tokoh-tokoh penting di divisi AI, tekanan terhadap Apple semakin besar. Perusahaan harus bergerak cepat jika ingin tetap relevan dan bersaing dalam perlombaan kecerdasan buatan yang kian sengit.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *