USM News

Dinamika Citra Diri di Era Digital: USM Soroti Dampak Media Sosial bagi Kesehatan Mental Remaja

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip dari rri.co.id, Dalam era di mana layar gawai telah menjadi “jendela dunia” utama bagi generasi muda, Universitas Semarang (USM) melalui Fakultas Psikologi mengambil langkah proaktif untuk membedah dampak psikologis dari penggunaan media sosial.

Melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang menyasar siswa sekolah menengah, akademisi USM menyoroti bahwa media sosial kini bukan sekadar alat komunikasi, melainkan cermin digital yang secara signifikan membentuk tingkat kepercayaan diri remaja.

Pedang Bermata Dua bagi Gen Z

Tim PkM USM, yang menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi dan mahasiswa, menekankan bahwa media sosial adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, platform seperti Instagram dan TikTok memberikan ruang ekspresi yang luas dan konektivitas global. Namun, di sisi lain, ia menyimpan potensi laten yang merusak jika tidak dikelola dengan literasi mental yang baik.

Para ahli dari USM mengungkapkan bahwa salah satu dampak negatif paling krusial adalah fenomena perbandingan sosial (social comparison). Remaja, yang secara psikologis sedang dalam fase pencarian jati diri, sering kali terjebak dalam ilusi kesempurnaan yang ditampilkan orang lain di media sosial.

Ilusi Kesempurnaan dan Krisis Kepercayaan Diri

Dalam paparannya, tim USM menjelaskan mekanisme psikologis yang terjadi: remaja cenderung membandingkan “dapur” kehidupan mereka yang berantakan dengan “etalase” kehidupan orang lain yang telah dikurasi dengan sempurna. Ketika mereka melihat teman sebaya yang tampak lebih menarik, lebih kaya, atau lebih bahagia di media sosial, timbul perasaan tidak adekuat atau rendah diri.

Hal ini diperparah dengan ketergantungan pada validasi eksternal. Jumlah likes, comments, dan followers sering kali disalahartikan sebagai tolak ukur keberhargaan diri (self-worth). Ketika respons digital yang diharapkan tidak tercapai, kepercayaan diri remaja bisa runtuh, memicu kecemasan, hingga rasa Fear of Missing Out (FOMO) yang akut.

Langkah Mitigasi: Membangun Ketahanan Mental

Tidak hanya memaparkan masalah, kegiatan sosialisasi yang dilakukan USM ini juga menawarkan solusi konkret bagi para siswa. Beberapa strategi yang disarankan meliputi:

  • Detoks Digital Berkala: Mengatur batasan waktu penggunaan gawai untuk mengurangi paparan terhadap dunia maya yang berlebihan.
  • Kurasi Linimasa: Secara sadar berhenti mengikuti (unfollow) akun-akun yang memicu perasaan negatif atau rasa rendah diri.
  • Fokus pada Dunia Nyata: Mengalihkan energi untuk membangun hubungan interpersonal secara langsung dan mengejar hobi di dunia nyata yang memberikan rasa pencapaian autentik.

Melalui edukasi ini, USM berharap para remaja dapat menjadi pengguna media sosial yang cerdas, mampu mengendalikan teknologi bukan dikendalikan olehnya, serta tetap memiliki fondasi kepercayaan diri yang kokoh tanpa harus bergantung pada validasi maya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version