Lifestyle
Di Balik Kabar Mengejutkan Leonardo DiCaprio: Perjuangan Melawan Pneumonia dan Kenangan Manis Bersama Diane Keaton

Jakarta (usmnews) – Dikutip dari detikhealt, Dunia hiburan Hollywood baru-baru ini diguncang oleh kabar yang tak terduga datang dari aktor peraih Oscar, Leonardo DiCaprio. Di tengah kesibukan mempromosikan film terbarunya yang berjudul “One Battle After Another”, DiCaprio mengungkapkan bahwa dirinya baru saja melewati masa kritis akibat terserang pneumonia.
Aktor yang selama ini dikenal sangat tertutup mengenai kehidupan pribadinya tersebut, akhirnya membuka suara dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Time Magazine pada bulan Oktober lalu. Ia mengakui bahwa dirinya sedang dalam tahap pemulihan dari infeksi paru-paru yang berpotensi mematikan itu.
Meskipun bersedia berbagi mengenai kondisi kesehatannya, DiCaprio tetap memegang teguh prinsip privasinya. Ia tidak merinci secara spesifik kapan gejala awal muncul, bagaimana ia bisa tertular, atau jenis pneumonia spesifik apa yang menyerangnya.

Dalam wawancara tersebut, ia justru lebih antusias membahas proses kreatif di balik layar film terbarunya yang menuai banyak pujian, serta menegaskan kembali dedikasinya yang tak luntur terhadap isu-isu konservasi alam.
Namun, wawancara tersebut berubah menjadi momen emosional ketika DiCaprio menyinggung tentang lawan mainnya dalam film lawas Marvin’s Room, Diane Keaton. Dalam narasi artikel tersebut, disebutkan bahwa aktris legendaris itu meninggal dunia pada usia 79 tahun akibat penyakit yang sama, pneumonia, pada bulan yang sama saat wawancara berlangsung. DiCaprio mengenang sosok Keaton dengan penuh kehangatan dan rasa kehilangan yang mendalam.
”Dia punya tawa yang luar biasa. Menggema di seluruh set, dan membuatmu merasa seperti orang paling lucu di dunia,” kenang DiCaprio kepada Time Magazine. Ia menambahkan bahwa tawa Keaton begitu menular dan memikat, hingga menjadi motivasinya setiap hari di lokasi syuting hanya untuk melihat aktris tersebut tertawa lepas. Baginya, sosok Diane Keaton adalah pribadi yang luar biasa dan tak akan pernah terlupakan.
Mengenal Bahaya Pneumonia
Pneumonia, penyakit yang menjadi sorotan dalam kabar ini, adalah infeksi serius yang menyerang kantung udara kecil (alveoli) di dalam paru-paru. Kondisi ini menyebabkan peradangan yang membuat penderitanya mengalami kesulitan bernapas yang signifikan. Dalam kasus yang ekstrem, infeksi ini dapat memicu batuk berdarah hingga kegagalan pernapasan yang mengharuskan pasien menggunakan alat bantu ventilator untuk bertahan hidup.
Penyakit ini memiliki spektrum keparahan yang luas, mulai dari gejala ringan hingga kondisi yang mengancam nyawa. Penyebabnya pun sangat beragam, bisa dipicu oleh infeksi bakteri, virus, maupun jamur. Namun, secara medis, penyebab paling umum yang sering ditemukan adalah bakteri Streptococcus pneumoniae.
Profesor Paul Hunter dari Norwich Medical School, sebagaimana dikutip dari Daily Mail pada Rabu (10/12/2025), menjelaskan kompleksitas penyakit ini. “Pneumonia pada dasarnya adalah infeksi paru. Bisa disebabkan oleh tuberkulosis, atau kejadian hampir tenggelam,” jelasnya. Ia juga menyoroti adanya pneumonia aspirasi, sebuah kondisi berbahaya ketika seseorang muntah dan materi muntahan tersebut tidak sengaja terhirup masuk ke dalam paru-paru.
Lebih lanjut, Profesor Hunter memperingatkan bahwa individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV, memiliki risiko tinggi terkena jenis pneumonia spesifik yang disebut Pneumocystis pneumonia, yang dipicu oleh infeksi jamur.
Waspadai Gejalanya
Penting bagi masyarakat untuk mengenali tanda-tanda peringatan dini dari penyakit ini. Mengutip data medis dari Cleveland Clinic, pneumonia memiliki serangkaian gejala klinis yang patut diwaspadai. Gejala utamanya meliputi demam tinggi yang bisa mencapai angka ekstrem hingga 40,55 derajat Celsius, serta batuk produktif yang disertai dahak berwarna kuning, hijau, atau bahkan berdarah.
Selain itu, penderita sering kali merasakan nyeri dada atau rasa penuh di rongga dada yang menusuk, terutama saat menarik napas dalam atau batuk. Gejala fisik lainnya mencakup kelelahan yang luar biasa, napas menjadi cepat dan pendek (sesak), detak jantung yang memacu cepat, serta siklus berkeringat dan menggigil.
Pada tahap yang lebih lanjut, pneumonia dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan secara drastis. Tanda visual yang mengkhawatirkan adalah sianosis, yaitu perubahan warna kulit, bibir, atau kuku menjadi kebiruan akibat kurangnya oksigen. Bahkan, pada beberapa kasus, infeksi ini dapat memengaruhi kesadaran, menyebabkan penderitanya mengalami kebingungan atau perubahan status mental.







