Sports
David Coote Dipecat karena Narkoba, Fokus Pemulihan Mental
London (usmnews) – PGMOL memecat David Coote, wasit berusia 42 tahun, pada Desember 2024 setelah dua video kontroversialnya viral di media sosial. Dalam video pertama, Coote menghina Juergen Klopp dengan menyebutnya “bajingan arogan.” Video kedua menunjukkan Coote sedang mengisap bubuk putih yang diduga kokain saat bertugas di Piala Eropa 2024.
David Coote mengakui bahwa dia menggunakan narkoba selama bertahun-tahun sebagai pelarian dari tekanan hidup. Dia menjelaskan bahwa rasa takut untuk mengungkapkan orientasi seksualnya sebagai seorang gay membuatnya semakin tertekan. Setelah pemecatan, Coote meminta maaf kepada publik dan mengakui kesalahannya.
“Saya mengakui kesalahan saya sepenuhnya. Saya meminta maaf atas tindakan saya yang tidak mencerminkan standar seorang wasit profesional,” kata Coote. Dia juga menyesali dampak negatif yang timbul terhadap dunia sepak bola.
Coote menghadapi masa sulit dalam hidupnya setelah video tersebut tersebar. Dia kini berusaha memulihkan kesehatan mentalnya agar bisa bangkit. Selain itu, Coote berharap pengalamannya dapat menjadi pelajaran penting bagi orang lain.
PGMOL menjelaskan alasan di balik keputusan mereka. Organisasi ini menekankan bahwa perilaku Coote tidak sesuai dengan nilai-nilai profesionalisme yang mereka junjung. Mereka juga berkomitmen untuk memberikan dukungan kesehatan mental bagi para ofisial guna mencegah masalah serupa.
Skandal ini menghancurkan karier Coote yang sebelumnya memimpin banyak pertandingan penting di Premier League sejak 2018. Meski demikian, Coote bertekad memperbaiki diri dan mengubah pengalaman buruknya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi komunitas sepak bola.
David Coote juga mengungkapkan keinginannya untuk tetap berkontribusi dalam dunia sepak bola meskipun kariernya sebagai wasit sudah berakhir. Ia berkomitmen untuk menggunakan pengalaman pribadinya sebagai pelajaran bagi orang lain, terutama mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental di tengah tekanan pekerjaan. Selain itu, Coote berharap dapat membantu menciptakan kesadaran yang lebih besar tentang dukungan mental bagi para ofisial agar mereka tidak mengalami situasi serupa.