Connect with us

Education

Dari Recehan Jadi Emas Batangan: Menanamkan Nilai Proses dan Kerja Keras pada Anak

Published

on

Jakarta (usmnews) – Dikutip dari detikFinance.com Momentum Hari Guru Nasional sering kali dimaknai sebatas apresiasi terhadap pahlawan tanpa tanda jasa di sekolah. Namun, di balik perayaan tersebut, terselip pesan mendalam bahwa pendidikan sejatinya dimulai dari rumah. Orang tua adalah “guru pertama” dan “sekolah utama” bagi anak-anak. Jika sekolah formal berfokus pada kurikulum akademik, rumah adalah tempat di mana nilai-nilai kehidupan, etika, dan kebiasaan mendasar ditanamkan. Sayangnya, dalam semangat mengejar prestasi akademik, satu kurikulum kehidupan sering terlewatkan oleh para orang tua: literasi finansial.​

Tantangan mendidik anak di era digital saat ini jauh lebih kompleks. Anak-anak tumbuh dalam budaya serba instan, di mana keinginan bisa terpenuhi hanya dengan satu klik, memicu perilaku konsumtif sejak usia dini. Di sinilah urgensi peran orang tua untuk bertransformasi menjadi mentor finansial. Mengajarkan cara mengelola uang bukan sekadar agar anak pandai berhemat, melainkan untuk membangun pola pikir menghargai proses dan memahami nilai dari sebuah usaha.​

Salah satu instrumen edukasi finansial yang paling efektif dan relevan untuk anak adalah emas. Mengapa emas? Berbeda dengan uang fiat yang nilainya tergerus inflasi, emas memiliki nilai intrinsik yang stabil dan cenderung naik dalam jangka panjang. Selain itu, sifat emas yang tangible (berwujud nyata) memudahkan anak untuk memahami konsep kepemilikan aset dibandingkan sekadar melihat deretan angka digital di rekening bank.​

Untuk memfasilitasi pembelajaran ini, PT Pegadaian menghadirkan solusi inovatif melalui Tabungan Emas Pegadaian. Layanan ini mendobrak stigma bahwa investasi emas membutuhkan modal besar. Dengan sistem yang inklusif, orang tua dapat mengajak anak mulai menabung emas hanya dengan Rp10.000,-. Fleksibilitas ini memungkinkan anak menyisihkan uang jajan mereka secara rutin tanpa merasa berat.​

Keunggulan produk ini tidak hanya pada aksesibilitasnya. Emas yang ditabung adalah emas murni 24 karat yang terjamin keamanannya oleh negara melalui Pegadaian. Fitur yang ditawarkan pun sangat mendukung mobilitas modern melalui aplikasi Tring! By Pegadaian. Lewat aplikasi ini, orang tua dan anak bisa memantau perkembangan saldo emas, melihat grafik harga, hingga melakukan transfer saldo. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, saldo emas ini sangat likuid; bisa dicetak menjadi emas batangan fisik, dijual kembali, ditukar dengan perhiasan, atau bahkan digadaikan untuk kebutuhan mendesak. Biaya pengelolaannya pun sangat terjangkau, hanya Rp30.000 per tahun, sehingga tidak membebani nilai tabungan.​

Lebih dari sekadar menumpuk aset, rutinitas menabung emas—meskipun hanya Rp10.000 per minggu—adalah latihan pembentukan karakter. Anak belajar tentang komitmen dan disiplin untuk menyisihkan keinginan sesaat demi tujuan masa depan. Mereka belajar kesabaran saat melihat gramasi emas mereka bertambah sedikit demi sedikit. Ini adalah pelajaran berharga bahwa sesuatu yang besar selalu dimulai dari langkah kecil yang konsisten.

​Pada akhirnya, mengajarkan anak menabung emas bersama Pegadaian adalah cara orang tua mewariskan mindset kemandirian. Bekal ini jauh lebih berharga daripada sekadar harta, karena anak yang mengerti cara mengelola uang akan lebih siap menghadapi tantangan ekonomi di masa depan dengan bijak dan percaya diri.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *