Lifestyle
Daftar Makanan dan Minuman Tertentu yang Dapat Memicu Serangan Asam Urat (Gout) Wajib diketahui dan dijauhi.
Semarang (usmnews) dikutip dari cnnindonesia.com Penyakit asam urat, yang secara medis dikenal sebagai gout, merupakan salah satu bentuk spesifik dari radang sendi (inflammatory arthritis) yang dapat menyebabkan penderitaan signifikan. Kondisi ini ditandai dengan timbulnya rasa nyeri yang hebat dan akut, disertai pembengkakan dan kemerahan pada area sendi yang terdampak.
Meskipun asam urat identik dengan serangan pada jempol kaki—yang memang merupakan lokasi paling umum—peradangan ini juga dapat menyerang area sendi lain di seluruh tubuh, termasuk lutut, siku, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki.
Akar penyebab dari kondisi menyakitkan ini adalah terjadinya hiperurisemia, yaitu penumpukan asam urat (uric acid) dalam kadar yang berlebihan di dalam aliran darah. Ketika tubuh tidak dapat lagi mengeluarkannya secara efisien, asam urat ini akan mengkristal di dalam rongga sendi, yang memicu reaksi peradangan hebat.
Gejala-gejala ini tidak bersifat konstan, melainkan sering muncul dalam episode berulang yang dikenal sebagai serangan gout (gout attack atau flare), yang bisa sangat melumpuhkan aktivitas.
Menurut pandangan ahli, khususnya spesialis penyakit dalam dr. Rudy Kurniawan, SpPD, faktor pemicu utama dari lonjakan kadar asam urat ini sangat erat kaitannya dengan gaya hidup modern yang tidak sehat. Secara spesifik, kebiasaan mengonsumsi jenis makanan dan minuman tertentu menjadi biang keladinya.
Ada dua kategori utama asupan yang harus diwaspadai karena perannya dalam meningkatkan risiko serangan gout:
Makanan Kaya Purin: Purin adalah senyawa kimia yang secara alami ada di tubuh dan beberapa makanan. Ketika tubuh memetabolisme purin, produk sampingannya adalah asam urat.
Konsumsi makanan tinggi purin secara berlebihan akan membebani tubuh. Contoh utama makanan ini adalah jeroan (seperti hati, ginjal, dan ampela), berbagai jenis makanan laut (seafood tertentu), daging merah, serta kulit ayam.
Minuman Tinggi Gula (Fruktosa): Banyak yang tidak menyadari bahwa minuman manis juga merupakan pemicu kuat. Minuman dengan kadar fruktosa tinggi, seperti bubble tea yang sedang tren, minuman soda berkarbonasi, dan bahkan teh manis kemasan atau yang dibuat dengan banyak gula, dapat mengganggu proses pengeluaran asam urat oleh ginjal.
dr. Rudy menyoroti fenomena yang mengkhawatirkan di kalangan generasi muda saat ini. “Anak muda sekarang banyak yang mengalami pola makan tinggi gula & purin, dan aktivitas fisiknya rendah,” ungkapnya, seperti dilansir Detik. Ia menyimpulkan bahwa kombinasi antara “gaya hidup modern dan pola makan” memegang peranan yang sangat besar dalam meningkatnya kasus asam urat di usia yang lebih muda.
Strategi Komprehensif Mencegah dan Mengatasi Gout Kabar baiknya, menurut dr. Rudy, kondisi asam urat sangat bisa dikelola dan dicegah melalui perubahan gaya hidup yang disiplin dan konsisten. Pencegahan tidak hanya berfokus pada apa yang harus dihindari, tetapi juga pada kebiasaan positif yang harus dibangun.
Berikut adalah tindakan-tindakan kunci yang disarankan untuk mengendalikan kadar asam urat dan mencegah serangan berulang:
Optimalisasi Hidrasi: Langkah paling mendasar adalah memperbanyak konsumsi air putih, dengan target ideal 2 hingga 3 liter per hari. Hidrasi yang cukup sangat krusial untuk membantu fungsi ginjal dalam menyaring dan mengeluarkan kelebihan asam urat melalui urin.
Reformasi Pola Makan (Diet): Ini adalah pilar utama manajemen gout. Diperlukan komitmen untuk membatasi secara ketat makanan tinggi purin (jeroan, daging merah) dan minuman tinggi fruktosa (soda, bubble tea). Selain itu, penting juga untuk mengurangi konsumsi makanan olahan (junk food) dan daging berlemak.
Asupan Nutrisi Positif: Pembatasan harus diimbangi dengan peningkatan asupan makanan yang menyehatkan. Konsumsi lebih banyak sayuran, buah-buahan (terutama yang rendah fruktosa), dan biji-bijian utuh (whole grains) sangat dianjurkan.
Aktivitas Fisik Teratur: Gaya hidup sedentari atau minim gerak harus diakhiri. Olahraga rutin, dengan durasi minimal 30 menit setiap hari, sangat membantu dalam menjaga metabolisme tubuh dan mengontrol berat badan.
Menjaga Kesehatan Umum: Salah satu faktor risiko utama gout adalah obesitas. Oleh karena itu, menjaga berat badan ideal melalui kombinasi diet sehat dan olahraga sangatlah penting.
Pengawasan Medis Profesional: Jangan pernah melakukan diagnosis sendiri atau mengabaikan gejala.
Sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter dan melakukan pemeriksaan kadar asam urat secara berkala. Jika kadar asam urat sudah telanjur tinggi atau serangan sering terjadi, dokter mungkin akan memberikan terapi obat (seperti obat penurun asam urat atau pereda nyeri saat serangan) sesuai dengan kondisi pasien.
Informasi ini juga telah ditinjau akurasinya oleh Mhd. Aldrian, S.Gz, seorang lulusan Ilmu Gizi dari Universitas Andalas, yang menegaskan pentingnya intervensi gizi dalam penanganan gout.