International
CSTO Siap Melakukan Ekspansi, Banyak Negara Tertarik Bergabung

MOSKOW (usmnews) – Organisasi Traktat Keamanan Kolektif (CSTO), sebuah aliansi militer yang dipimpin oleh Rusia, menyatakan kesiapan untuk melakukan ekspansi setelah meningkatnya minat dari banyak negara yang ingin bergabung. CSTO dikenal sebagai pesaing utama Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS).
Sekretaris Jenderal CSTO, Imangali Tasmagambetov, menyatakan bahwa ketegangan antara Rusia dan Barat saat ini telah memotivasi lebih banyak negara untuk bergabung dengan aliansi ini. “Meningkatnya ketegangan dalam sistem keamanan internasional yang memburuk dengan cepat akan menarik lebih banyak perhatian pada organisasi seperti CSTO,” kata Tasmagambetov kepada kantor berita TASS pada hari Senin (24/6/2024).
Tasmagambetov menyampaikan pernyataan tentang kesiapan CSTO untuk ekspansi usai Konferensi Tingkat Tinggi para Menteri Luar Negeri CSTO di Kazakhstan pekan lalu. CSTO didirikan pada tahun 1992 setelah pecahnya Uni Soviet dan saat ini beranggotakan Rusia, Belarusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Armenia.
“Tuntutan sosial dan politik terhadap keamanan dapat mengarah pada perluasan fungsi organisasi, serta peningkatan keanggotaan,” tambahnya. Selain itu, Tasmagambetov menekankan bahwa para anggotanya dapat lebih mengembangkan potensi penjaga perdamaian CSTO. “Sejarah dua abad terakhir menunjukkan bahwa instrumen yang paling banyak diminati adalah keamanan kolektif,” ujarnya.
Pada Januari 2022, CSTO untuk pertama kalinya mengerahkan pasukan penjaga perdamaiannya untuk membantu meredam kerusuhan di Kazakhstan. Namun, anggota CSTO menolak untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atau mengirim bantuan militer ke Ukraina ketika Moskow melancarkan operasi militernya di negara tersebut pada Februari 2022.
Meski begitu, aliansi ini juga mengalami beberapa pergulatan internal. Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, menangguhkan partisipasi negaranya dalam CSTO awal tahun ini dan mengancam akan keluar dari aliansi tersebut. Pashinyan menuduh sekutunya tidak mengambil tindakan selama konflik antara Armenia dan Azerbaijan.
Moskow telah menolak tuduhan tidak memenuhi komitmennya terhadap Yerevan. “Armenia adalah sekutu kami, dan seluruh komitmen kami terhadap Armenia tetap aktif. Mengenai pertanyaan tentang keanggotaan dalam organisasi, itu adalah hak kedaulatan dan keputusan masing-masing negara,” kata Tasmagambetov.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa di tengah ketegangan global yang meningkat, CSTO berupaya memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam keamanan internasional, sekaligus membuka pintu bagi negara-negara baru yang ingin bergabung dalam aliansi ini.