Blog
Buntut Skandal Pemalsuan Dokumen: Karier Tujuh Pemain Naturalisasi Malaysia di Timnas Terancam Tamat

Kuala Lumpur (usmnews) – Dilansir dari detiksport.com Sebuah skandal besar tengah mengguncang persepakbolaan Malaysia, yang berpotensi mengakhiri karier tujuh pemain naturalisasi andalannya di level tim nasional. FIFA, selaku otoritas tertinggi sepak bola dunia, telah menjatuhkan sanksi berat kepada tujuh pemain tersebut menyusul terungkapnya kasus pemalsuan dokumen yang diatur oleh Federasi Sepakbola Malaysia (FAM).
Ketujuh pemain yang terlibat dalam skandal ini adalah Hector Hevel, Gabriel Palermo, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Jon Irazabal, Joao Figueiredo, dan Imanol Machuca. Mereka dijatuhi hukuman setelah FAM terbukti melakukan manipulasi data dan memalsukan dokumen leluhur para pemain tersebut. Tindakan ini merupakan upaya jalan pintas agar mereka dapat segera memenuhi syarat administrasi untuk memperkuat skuad Harimau Malaya.

Hukuman yang dijatuhkan FIFA tidak main-main. Masing-masing dari tujuh pemain tersebut dilarang terlibat dalam aktivitas sepak bola (baik di level klub maupun internasional) selama 12 bulan penuh. Selain skorsing, mereka juga diwajibkan membayar denda individu sebesar 2.000 Franc Swiss, yang setara dengan sekitar 41 juta Rupiah. Upaya banding yang diajukan oleh FAM untuk membatalkan atau meringankan sanksi ini pun telah ditolak mentah-mentah oleh FIFA.
Dampak dari keputusan ini langsung terasa secara profesional bagi para pemain. Gabriel Palermo, misalnya, dilaporkan langsung menghadapi pemutusan kontrak dari klub Spanyol yang dibelanya, sebagai akibat langsung dari penolakan banding FAM oleh FIFA.
Meski telah gagal di tingkat banding FIFA, FAM dilaporkan masih berupaya menempuh jalur hukum lain dengan mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Namun, banyak pihak menilai langkah ini sangat berisiko. Beredar kabar bahwa salinan dokumen palsu yang digunakan untuk menaturalisasi beberapa pemain tersebut telah bocor di media, yang semakin memperkuat bukti pelanggaran. Pengajuan banding ke CAS dalam kondisi ini justru dikhawatirkan dapat memicu investigasi lebih lanjut dan berpotensi memperparah hukuman yang sudah dijatuhkan.
Masa depan ketujuh pemain ini di Timnas Malaysia kini dinilai sangat suram. Pengacara olahraga, Nik Erman Nik Roseli, dalam analisisnya yang dilansir dari News Strait Times, menilai peluang bagi Facundo Garces dan rekan-rekannya untuk kembali mengenakan seragam timnas amatlah tipis. Skandal ini secara efektif membatalkan status kelayakan “instan” mereka.
Nik Erman menjelaskan bahwa untuk dapat bermain lagi untuk Malaysia, mereka kini harus menempuh jalur naturalisasi murni sesuai aturan kelayakan FIFA. Berdasarkan Pasal 6(5) Statuta FIFA, seorang pemain harus telah tinggal di negara tersebut selama lima tahun. Aturan ini mensyaratkan mereka untuk tinggal secara fisik di Malaysia setidaknya 183 hari (sekitar enam bulan) dalam setahun, dan dilakukan selama lima tahun berturut-turut.

Persyaratan berat ini menimbulkan dua masalah pelik baru: karier klub dan usia. Saat ini, tiga dari tujuh pemain tersebut (Irazabal, Figueiredo, dan Hevel) memang bermain di klub Liga Super Malaysia, Johor Darul Ta’zim (JDT). Namun, untuk pemain lainnya, diyakini hanya sedikit klub lokal yang bersedia merekrut mereka pasca-skorsing, terutama jika mereka masih mematok gaji yang tinggi.
Faktor yang paling memberatkan adalah usia. Ketika masa larangan bermain selama 12 bulan itu berakhir, usia mereka sudah tidak lagi prima. Rodrigo Holgado akan berusia 36 tahun, Jon Irazabal (34), Joao Figueiredo (35), dan Hector Hevel (35). Sementara itu, Facundo Garces akan berusia 32 tahun, Imanol Machuca (31), dan Gabriel Palmero (29). Dengan usia yang sudah memasuki fase akhir karier, ditambah keharusan menunggu lima tahun lagi untuk memenuhi syarat domisili, prospek mereka untuk dipanggil kembali ke Timnas Malaysia menjadi hampir mustahil.

