Connect with us

Nasional

Bibit Siklon 96S Picu Gelombang Tinggi dan Insiden Kapal Tenggelam di Labuan Bajo

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip dari cnnindonesia.com Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan serius mengenai kondisi perairan di sekitar Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Diperkirakan bahwa gelombang tinggi masih akan menjadi ancaman nyata bagi aktivitas maritim hingga penghujung tahun 2025. Fenomena alam ini tidak terjadi secara isolasi, melainkan dipicu oleh keberadaan bibit siklon tropis 96S yang sedang tumbuh dan berkembang di sekitar wilayah tersebut, menciptakan ketidakstabilan atmosfer yang signifikan.

‎Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Seran, memberikan rincian teknis mengenai pergerakan gelombang ini.

‎Menjelang pergantian tahun pada 31 Desember 2025, terdapat perbedaan kondisi antara perairan utara dan selatan. Di wilayah perairan utara Labuan Bajo, kondisi diprediksi mulai mereda dengan tinggi gelombang yang menurun pada kisaran 0,7 hingga 1,16 meter. Sebaliknya, fokus kewaspadaan justru harus diarahkan ke wilayah perairan selatan. Maria menekankan bahwa di kawasan selatan, pengaruh bibit siklon 96S masih sangat kuat, memicu hujan intensitas ringan hingga sedang serta mempertahankan tinggi gelombang dalam kategori sedang, yakni antara 1,25 hingga 2,5 meter. Situasi ini dapat berubah menjadi lebih berbahaya secara tiba-tiba apabila turun hujan yang disertai petir/kilat.

‎Peringatan meteorologis ini menjadi sorotan utama menyusul terjadinya tragedi maritim yang menimpa kapal wisata KM Putri Sakinah. Kapal tersebut dilaporkan tenggelam di perairan Pulau Padar pada Jumat malam, 26 Desember 2025. Maria Seran menganalisis bahwa penyebab utama insiden ini bukanlah hembusan angin kencang semata, melainkan fenomena swell atau gelombang alun. Sejak 25 Desember 2025, pusat tekanan rendah telah berevolusi menjadi bibit siklon tropis, mengirimkan gelombang tinggi yang menjalar jauh dari pusatnya hingga mencapai perairan Taman Nasional Komodo.

‎Bahaya dari swell ini menjadi berlipat ganda ketika memasuki topografi kepulauan yang unik. Maria menjelaskan mekanisme hidrodinamika yang terjadi: ketika gelombang kiriman tersebut memasuki celah perairan yang sempit di antara pulau-pulau, punggung gelombang akan terangkat semakin tinggi. Akumulasi energi inilah yang diduga kuat menghantam KM Putri Sakinah hingga karam.

‎Operasi penyelamatan dan pencarian (SAR) segera digelar pasca-kejadian. Kepala Kantor Basarnas Maumere, Fathur Rahman, mengonfirmasi bahwa dari total 11 orang yang berada di kapal (terdiri dari wisatawan, pemandu, dan kru), tujuh orang berhasil diselamatkan. Proses evakuasi melibatkan kolaborasi antara Tim SAR gabungan yang menggunakan RIB dari Pos SAR Manggarai Barat serta bantuan dari Kapal Nepton yang kebetulan melintas di lokasi kejadian.

‎Rincian korban selamat meliputi dua wisatawan asing asal Spanyol, yakni Martines Ortuno Mar Amanda dan Martines Ortuno Marialia, serta lima orang warga lokal yang terdiri dari satu pemandu wisata dan empat awak kapal. Namun, duka mendalam masih menyelimuti karena empat wisatawan asal Spanyol lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian intensif. Identitas keempat korban yang belum ditemukan tersebut adalah Martin Carreras Fernando, Martin Garcia Mateo, Martines Ortuno Maria Lia, dan Martinez Ortuno Enriquejavier.

‎Merespons kondisi genting ini, BMKG secara tegas mengimbau seluruh masyarakat pesisir, nelayan, dan wisatawan untuk terus memantau kanal informasi cuaca resmi. Kepatuhan terhadap arahan otoritas setempat dan pemahaman terhadap risiko gelombang alun di perairan sempit menjadi kunci utama keselamatan dalam menghadapi sisa akhir tahun yang penuh tantangan cuaca ini.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *