Anak-anak
bahaya di balik trend gangsing penghapus yang viral di kalangan pelajar

Tren yang satu ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan orang tua maupun pengajar. Gasing yang dibuat dari bahan-bahan dasar seperti penghapus, staples, dan paku payung kini tengah viral di kalangan anak-anak, khususnya siswa sekolah dasar (SD). Meskipun banyak yang mendukung kreativitas anak dalam memanfaatkan barang di sekitar mereka, tidak sedikit pula orang tua dan pendidik yang khawatir akan potensi bahaya yang ditimbulkan dari mainan ini. Mereka berpendapat bahwa meskipun ide kreatif anak-anak tidak dapat dibendung, rasa penasaran dan keinginan untuk mengikuti tren viral harus tetap diawasi demi keselamatan mereka.
Ada beberapa bahaya serius yang perlu diperhatikan terkait tren gasing penghapus ini. Bahaya-bahaya ini tidak hanya menyangkut aspek fisik, tetapi juga perilaku dan finansial. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai tiga bahaya utama yang disoroti oleh berbagai pihak.
#### 1. Potensi Luka dan Infeksi dari Bahan-Bahan BerbahayaDalam proses pembuatannya, gasing penghapus memerlukan bahan-bahan tajam seperti staples dan paku payung. Kedua benda ini digunakan untuk merekatkan beberapa balok penghapus hingga membentuk mainan menyerupai gasing. Penggunaan bahan-bahan ini menjadi perhatian utama karena risiko cedera yang sangat tinggi. Staples dan paku payung yang runcing bisa berceceran di lantai tanpa disadari, dan siapa pun yang menginjaknya bisa terluka. Tidak hanya itu, ujung staples dan paku payung yang tajam juga bisa melukai tangan anak-anak saat mereka mencoba merakit gasing.
Bahaya ini akan semakin meningkat jika benda-benda logam tersebut sudah berkarat. Korban yang tertusuk atau terluka oleh benda berkarat dan tidak segera ditangani berisiko tinggi mengalami infeksi serius, bahkan tetanus. Ciri-ciri infeksi yang perlu diwaspadai antara lain luka yang terasa sangat nyeri, kemerahan yang parah, pendarahan yang tidak berhenti, serta gejala sistemik seperti demam dan menggigil. Oleh karena itu, para orang tua dan guru sangat diimbau untuk mengawasi anak-anak mereka agar tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya ini dalam bermain.
#### 2. Mengganggu Konsentrasi dan Proses Belajar di Sekolah

Tren gasing penghapus ini juga menuai keluhan dari para tenaga pengajar. Banyak guru mengeluhkan bahwa mainan ini telah mengganggu aktivitas belajar-mengajar di kelas. Para siswa sering kali terlihat asyik membuat atau memainkan gasing penghapus ini di tengah jam pelajaran, membuat mereka tidak fokus dan kurang memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Fenomena ini tentu saja menghambat proses pendidikan dan dapat berdampak negatif pada prestasi akademik siswa.
Sebagai respons terhadap masalah ini, beberapa sekolah dikabarkan telah mengambil langkah tegas dengan melarang siswa membawa atau membuat gasing penghapus di lingkungan sekolah. Pemerintah, melalui Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Pusat, juga dilaporkan akan meninjau dan memberikan perhatian serius terhadap masalah ini. Larangan ini bertujuan untuk memastikan bahwa lingkungan sekolah tetap kondusif untuk kegiatan belajar, dan siswa dapat kembali fokus pada tugas utama mereka, yaitu menuntut ilmu.
#### 3. Pemborosan dan Sikap Konsumtif yang Tidak Perlu
Dari sudut pandang ekonomi, tren gasing penghapus dianggap sebagai pemborosan. Mainan ini mengubah fungsi utama penghapus yang seharusnya digunakan untuk menghapus tulisan menjadi bahan baku mainan. Anak-anak yang terpengaruh tren ini akan membeli banyak penghapus, yang kemudian tidak digunakan sesuai fungsinya. Sebagai contoh, satu gasing bisa membutuhkan empat hingga delapan penghapus atau bahkan lebih, yang kemudian direkatkan dengan staples dan paku payung.

Meskipun fenomena ini mungkin menguntungkan bagi penjual alat tulis karena meningkatnya permintaan penghapus, bagi para orang tua, pengeluaran yang berlebihan untuk alat tulis yang tidak digunakan sebagaimana mestinya tentu menjadi beban finansial. Tren ini secara tidak langsung mengajarkan anak-anak untuk menjadi konsumtif dan tidak menghargai nilai dari sebuah barang.
Secara keseluruhan, meskipun kreativitas anak-anak patut diapresiasi, penting untuk mengarahkan mereka ke aktivitas yang lebih aman, konstruktif, dan tidak menimbulkan kerugian. Tren gasing penghapus ini menunjukkan pentingnya peran orang tua dan pendidik dalam membimbing anak-anak agar tetap kreatif tanpa mengabaikan aspek keselamatan, pendidikan, dan nilai-nilai yang baik.