Connect with us

Business

APM Indonesia Terimbas Krisis Otomotif Thailand

Published

on

Jakarta (usmnews) – Krisis otomotif Thailand menyulitkan APM akibat anjloknya penjualan mobil ke titik terendah dalam 15 tahun. Data Federasi Industri Thailand mencatat total penjualan mobil domestik hanya mencapai 572.675 unit, turun 26% dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini turut berdampak pada sejumlah agen pemegang merek (APM) di Indonesia yang mengimpor mobil dari Thailand.

APM yang Terdampak

Beberapa APM di Indonesia mengandalkan impor mobil dari Thailand. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan PT Toyota Astra Motor (TAM) mengimpor 23.644 unit mobil dari Thailand sepanjang 2024.

Ford melalui PT RMA Indonesia juga mengimpor 930 unit dari Thailand, termasuk model Ford Everest Titanium, Ranger XL, dan Ranger Raptor. Honda Prospect Motor (HPM) mengimpor Accord Hybrid, CR-V Hybrid, All New Civic, All New City, serta beberapa suku cadang untuk Brio, Mobilio, BR-V, dan HR-V.

Mitsubishi mengimpor Triton, sedangkan Isuzu membawa D-Max dan MU-X dari Thailand. Selain itu, UD Trucks, Morris Garage, Nissan, Great Wall Motor (GWM) Tank, dan Haval juga mengandalkan impor dari Thailand.

Penyebab Krisis

Tingginya penolakan pinjaman kendaraan oleh lembaga pembiayaan memicu krisis otomotif Thailand. Lembaga pembiayaan menolak 70% kredit kendaraan pada 2024, menurut Asosiasi Industri Otomotif Thailand. Kondisi ini menghambat daya beli masyarakat dan memperparah krisis di sektor manufaktur, dengan kapasitas produksi pabrik otomotif turun hingga 58% pada November 2024.

Sebagai langkah mitigasi, pemerintah Thailand menerapkan kebijakan keringanan utang untuk masyarakat yang kesulitan membayar cicilan kendaraan. Namun, tingginya rasio utang rumah tangga yang mencapai 86% dari PDB tetap menjadi tantangan utama bagi industri otomotif Thailand.

Dampak di Indonesia

Meski Thailand mengalami penurunan penjualan domestik, impor mobil ke Indonesia justru meningkat. Gaikindo melaporkan bahwa impor mobil utuh (CBU) sepanjang 2024 mencapai 97.010 unit, meningkat 9,1% dibandingkan 2023 yang hanya mencapai 88.915 unit. Kenaikan ini menunjukkan bahwa meskipun pasar domestik Thailand melemah, ekspor ke negara lain, termasuk Indonesia, tetap berjalan.

Namun, jika krisis ini terus berlanjut, APM yang bergantung pada impor dari Thailand bisa mengalami kendala suplai. Hal ini dapat berimbas pada ketersediaan stok mobil dan potensi kenaikan harga di pasar Indonesia.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *