Connect with us

Lifestyle

Ancaman Senyap di Balik Stopkontak. Memahami Risiko, Penyebab, dan Pencegahan Sengatan Listrik

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip dari kompas.com Listrik telah menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan modern, namun di balik manfaatnya yang besar, tersimpan potensi bahaya yang mematikan. Musibah tersetrum atau sengatan listrik merupakan insiden yang sering kali terjadi secara tiba-tiba dan sulit diprediksi, namun sejatinya dapat dicegah dengan pemahaman yang tepat. Insiden ini berlangsung sangat cepat, hanya dalam hitungan detik, tetapi dampaknya bisa bervariasi mulai dari rasa kaget, nyeri hebat, luka bakar serius, hingga hilangnya nyawa. Ironisnya, kesadaran akan bahaya ini sering kali baru muncul setelah seseorang menjadi korban.

​Belajar dari Pengalaman Korban

​Penyebab kecelakaan listrik sangat beragam, mulai dari kelalaian manusia hingga kondisi perangkat yang tidak layak. Pengalaman nyata dialami oleh Bambang Rinato, seorang kontraktor yang nyaris meregang nyawa dua tahun lalu akibat kelalaian saat bekerja. Bambang tersengat listrik karena menyentuh besi plafon yang teraliri arus. Kelalaian utamanya adalah tidak mematikan sumber listrik secara total saat melakukan instalasi, serta kurangnya fokus yang membuatnya menyepelekan prosedur keamanan. Akibat kejadian itu, ia sempat kehilangan kontrol tubuh dan kemampuan bicara sesaat sebelum akhirnya terjatuh.​

Di sisi lain, bahaya listrik juga mengintai di lingkungan domestik atau rumah tangga, seperti yang dialami oleh Ibu Khadijah. Ia beberapa kali tersengat listrik saat menggunakan peralatan dapur seperti penanak nasi (rice cooker) dan blender. Meskipun merasa sudah berhati-hati dengan menggunakan alas kain, ia tetap tersetrum akibat adanya kebocoran air pada blender yang menjadi penghantar arus listrik.​

Analisis Teknis: Kontak Langsung dan Tidak Langsung​

Menanggapi fenomena ini, Nuha Nadiroh, dosen Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta, membedah penyebab tersetrum menjadi dua kategori utama. Pertama adalah kontak langsung, yaitu ketika seseorang menyentuh bagian yang seharusnya bertegangan, seperti kabel yang terkelupas. Kabel yang kehilangan lapisan isolator (karet/plastik) akan mengekspos konduktor (tembaga) di dalamnya. Jika konduktor ini menyentuh benda lain seperti besi seperti pada kasus Bambang maka besi tersebut akan dialiri listrik dan membahayakan siapa pun yang menyentuhnya.​

Kedua adalah kontak tidak langsung, yang sering terjadi pada peralatan rumah tangga seperti kasus Khadijah. Hal ini terjadi ketika isolator pada badan peralatan (body) gagal menahan arus, menyebabkan terjadinya arus bocor (leakage current). Arus ini mengalir ke bagian luar peralatan yang seharusnya aman disentuh. Risiko ini meningkat drastis apabila pengguna berada dalam kondisi basah atau berkeringat. Air yang mengandung mineral dapat terurai menjadi ion-ion yang merupakan penghantar listrik yang sangat baik, sehingga tubuh manusia yang basah menjadi jalur empuk bagi aliran listrik.​

Langkah Mitigasi dan Pencegahan

​Mengingat fatalnya risiko yang ditimbulkan, upaya pencegahan harus menjadi prioritas utama setiap rumah tangga. Nuha Nadiroh menekankan pentingnya menyerahkan urusan instalasi listrik kepada tenaga profesional yang kompeten untuk meminimalisir risiko kesalahan pemasangan yang bisa berujung pada kebocoran arus.​

Selain itu, kebiasaan sehari-hari juga harus diubah, seperti tidak memegang stopkontak atau peralatan elektronik dengan tangan basah dan menjauhkan benda konduktor dari sumber air. Dari sisi teknis, masyarakat diimbau untuk hanya menggunakan peralatan dan kabel yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).

Sebagai perlindungan tambahan, instalasi listrik di rumah wajib dilengkapi dengan komponen pengaman seperti Miniature Circuit Breaker (MCB) atau Residual Current Breaker (RCB) yang berfungsi memutus arus secara otomatis jika terjadi korsleting atau kebocoran arus, sehingga risiko fatalitas dapat dihindari.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *