Connect with us

International

Amerika Serikat Kehilangan Kehadiran Kapal Induk di Samudra Pasifik karena Fokus di Timur Tengah

Published

on

Amerika Serikat Kehilangan Kehadiran Kapal Induk di Samudra Pasifik karena Fokus di Timur Tengah

Baca juga berita yang lain : International

Washington, (usmnews) – Amerika Serikat (AS) telah meninggalkan Samudra Pasifik tanpa kehadiran kapal induk mereka untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir. Situasi ini terjadi karena Washington terlalu sibuk membela Israel dari ancaman serangan Iran dan proksinya, yang memaksa AS menempatkan dua kapal induk beserta kelompok serangnya di Timur Tengah.

Menurut laporan dari Naval News pada Selasa (27/8/2024), pengalihan Kelompok Penyerang Kapal Induk USS Abraham Lincoln (CVN 72) dari wilayah operasi Armada ke-7 ke wilayah operasi Armada ke-5 telah meninggalkan kekosongan di Samudra Pasifik, sebuah kawasan strategis yang sangat membutuhkan kehadiran militer Amerika Serikat.

Keberangkatan USS Abraham Lincoln bertepatan dengan perubahan pelabuhan asal kapal induk USS Ronald Reagan (CVN 76) dari Yokosuka, Jepang ke Bremerton, Washington. Sementara itu, USS George Washington (CVN 73), yang akan menggantikan USS Ronald Reagan, masih berada di San Diego untuk kunjungan pelabuhan yang dijadwalkan. Kapal induk Angkatan Laut AS lainnya yang berbasis di Pasifik juga sedang berada di pelabuhan atau dalam periode pemeliharaan.

Dari enam kapal induk yang berbasis di Pasifik, hanya USS Carl Vinson yang baru-baru ini berpartisipasi dalam latihan gabungan RIMPAC 2024. USS Nimitz baru saja menyelesaikan periode pemeliharaan tambahan selama enam bulan, dan USS Ronald Reagan baru saja menyelesaikan pemindahan pelabuhan asalnya ke Pangkalan Angkatan Laut Kitsap. Sementara itu, USS George Washington akan tetap berada di San Diego hingga pertukaran awak dan peralatan dari USS Ronald Reagan selesai.

Saat ini, Kelompok Penyerang Kapal Induk USS Theodore Roosevelt dan USS Abraham Lincoln keduanya dikerahkan di wilayah operasi Armada ke-5 sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. USS Theodore Roosevelt mendekati bulan kesebelas pengerahannya, dan USS Abraham Lincoln memangkas pengerahan Armada ke-7 lebih cepat setelah Menteri Pertahanan Lloyd Austin memerintahkan kapal induk itu menuju Timur Tengah di tengah penumpukan pasukan AS di wilayah tersebut.

Dengan tidak adanya kapal induk AS di Samudra Pasifik selama setidaknya tiga minggu, Angkatan Laut Amerika meninggalkan celah kritis dalam cakupan wilayah yang kerap dilanda ketegangan, seperti yang terlihat minggu ini ketika kapal Coast Guard China (CCG) bertabrakan dengan kapal Coast Guard Filipina (PCG) di Laut China Selatan dekat pos terdepan Filipina di wilayah tersebut.

Selain itu, Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengumumkan beberapa latihan tembak langsung dengan senjata berpemandu presisi, termasuk uji coba rudal permukaan-ke-udara PAC-2 dan Tien Kung III, serta rudal antikapal Hsiung Feng II-E. Situasi ini memperlihatkan betapa pentingnya kehadiran militer AS di kawasan Indo-Pasifik.

Menurut Alex Luck, seorang pakar pertahanan Angkatan Laut, absennya kapal induk Amerika dari Samudra Pasifik tidak menimbulkan risiko langsung, namun dapat memiliki dampak jangka panjang. “Kesenjangan kehadiran langsung mungkin bukan masalah serius saat ini. Namun, penempatan di tempat lain tetap menguras tenaga dan awak kapal, dengan dampak yang jelas di kemudian hari terkait ketersediaan,” ujarnya.

Kehadiran kapal induk USS George Washington (CVN 73) di Armada ke-7, yang dijadwalkan tiba di Yokosuka pada akhir bulan depan, diharapkan dapat mengembalikan keseimbangan kekuatan militer AS di kawasan Pasifik.

Update terus berita terkini! Kunjungi halaman usmtv.id
Artikel mengenai Amerika Serikat Kehilangan Kehadiran Kapal Induk di Samudra Pasifik karena Fokus di Timur Tengah dapat Anda temukan pada International dan di tulis oleh Marcel