Lifestyle
Ahli Ortopedi Koreksi Wacana Menkes Ajak ASN ‘Buncit’ Lari: Pilih Olahraga ‘Low Impact’ untuk Hindari Cedera Sendi

Jakarta (usmnews) – Dikutip dari detikhealt Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, baru-baru ini melontarkan candaan mengenai aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kementerian Kesehatan yang mengalami obesitas abdominal atau memiliki perut ‘buncit’. Ia berkelakar bahwa para ASN tersebut akan diajak berolahraga lari bersama jajaran pimpinan.
Candaan ini bermula ketika Menkes Budi membahas temuannya mengenai gaya hidup masyarakat usia produktif. Dalam sebuah kesempatan di Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Rabu (12/11/2025), ia menyoroti banyaknya orang dewasa di usia produktif yang malas bergerak (malas gerak) sehingga memicu terjadinya obesitas. Ia bahkan membandingkan dengan dirinya dan dua wakil menteri (Wamenkes Dante dan Wamenkes Benyamin) yang menurutnya tidak terlihat mengalami obesitas.

Ketika ditanya wartawan mengenai langkah apa yang akan diambil jika ada ASN Kemenkes yang terlihat ‘buncit’, Menkes Budi merespons dengan candaan bahwa para ASN tersebut akan diajak lari oleh Wamen.
Meski dimaksudkan sebagai guyonan untuk mendorong gaya hidup sehat, gagasan mengajak individu dengan kelebihan berat badan untuk langsung berlari menuai tanggapan dari kalangan ahli medis. Olahraga lari diketahui termasuk dalam kategori aktivitas high impact atau berdampak tinggi, yang memiliki risiko besar menyebabkan cedera pada persendian, terutama bagi mereka yang memiliki berat badan berlebih, termasuk individu dengan perut ‘buncit’.
Menanggapi hal ini, dr. Langga Sintong, SpOT(K), seorang spesialis ortopedi dari Siloam Hospitals Mampang, memberikan pandangannya. Saat dihubungi oleh detikcom pada Kamis (13/11/2025), dr. Langga menyatakan bahwa niat dan saran Menkes BGS untuk ‘mengusir’ lemak perut pada dasarnya sangat bagus. Namun, ia menekankan pentingnya pemilihan jenis olahraga yang tepat dan aman.
“Obesitas sebaiknya olahraga untuk cardio-nya jangan berlari, karena tumpuan ke sendinya berat,” jelas dr. Langga. Ia sangat merekomendasikan olahraga yang bersifat low impact exercise atau berdampak rendah.

Sebagai alternatif yang lebih aman, dr. Langga menyarankan dua jenis olahraga kardio low impact, yaitu bersepeda dan berenang. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya latihan penguatan otot. Tujuannya adalah untuk menaikkan massa otot, karena peningkatan massa otot akan turut membantu proses pembakaran kalori tubuh menjadi lebih efektif.
Sebagai sesama tenaga medis, dr. Langga menegaskan dukungannya terhadap imbauan Menkes BGS agar para ASN menerapkan pola hidup yang lebih sehat. Menurutnya, ASN yang sehat dan bugar merupakan salah satu kunci untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
Namun, bagi para ASN ‘buncit’ yang tetap ingin mencoba olahraga lari, dr. Langga menyarankan agar mereka tidak terburu-buru. Ia mengimbau agar mereka melihat kondisi tubuh terlebih dahulu. “Bisa start dari olahraga jalan atau yang low impact. Tapi yang sudah terbiasa, bisa olahraga lari,” pungkasnya.







