Connect with us

Education

Analisis Rencana Kebijakan Transformasi Sekolah 6 Hari untuk Tahun Ajaran Baru

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip dari Kompas.com, Dunia pendidikan di Indonesia kembali bersiap menghadapi perubahan struktural yang signifikan.

Berdasarkan laporan terkini, terdapat wacana kuat mengenai penerapan kebijakan sekolah enam hari yang diproyeksikan mulai berlaku pada tahun ajaran mendatang. Kebijakan ini menandai pergeseran dari tren “Full Day School” atau sekolah lima hari yang telah jamak diterapkan di berbagai daerah dalam beberapa tahun terakhir.

Latar Belakang dan Alasan Fundamental

Pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan memberikan penjelasan mendalam mengenai urgensi di balik rencana ini. Alasan utama yang dikemukakan bukan sekadar menambah durasi waktu belajar, melainkan optimalisasi kualitas penyerapan materi.

Dalam sistem lima hari kerja, siswa seringkali harus menghabiskan waktu di sekolah hingga sore hari (sekitar pukul 15.00 atau 16.00 WIB). Durasi yang panjang dalam satu hari ini dinilai berisiko memicu kelelahan kognitif dan fisik yang tinggi bagi peserta didik maupun tenaga pendidik.

Dengan mendistribusikan beban jam pelajaran ke dalam enam hari (Senin sampai Sabtu), diharapkan:

  • Durasi harian menjadi lebih singkat: Siswa dapat pulang lebih awal setiap harinya, sehingga memiliki waktu istirahat yang cukup sebelum mengerjakan tugas atau beraktivitas di rumah.
  • Peningkatan konsentrasi: Materi pelajaran tidak “dijejalkan” dalam waktu singkat yang padat, sehingga interaksi di kelas bisa lebih mengalir dan tidak terburu-buru.
  • Penguatan Karakter dan Ekstrakurikuler: Hari Sabtu dapat dimanfaatkan secara lebih spesifik untuk pengembangan minat, bakat, kegiatan pramuka, atau organisasi kesiswaan tanpa terbebani jadwal akademik yang kaku.

Dampak dan Respons Stakeholder

Tentu saja, rencana ini memicu diskusi hangat di kalangan orang tua dan praktisi pendidikan. Sebagian orang tua menyambut baik karena anak-anak tidak lagi pulang dalam keadaan terlalu letih di sore hari. Namun, sebagian lainnya menyatakan kekhawatiran mengenai berkurangnya waktu berkualitas bersama keluarga (family time) di akhir pekan, mengingat hari Sabtu yang biasanya libur kini kembali menjadi hari sekolah.

Pemerintah menegaskan bahwa kebijakan ini akan dibarengi dengan evaluasi terhadap Kurikulum Merdeka yang sedang berjalan. Tujuannya adalah memastikan bahwa meskipun jumlah hari bertambah, beban administratif dan beban belajar tidak lantas memberatkan, melainkan menjadi lebih proporsional dan efektif.

Persiapan Menuju Tahun Ajaran Baru

Menjelang implementasi di tahun ajaran 2026, pihak sekolah diminta untuk mulai melakukan simulasi jadwal dan sosialisasi kepada komite sekolah. Penyesuaian ini juga mencakup pengaturan jam kerja guru agar tetap sesuai dengan regulasi beban kerja nasional. Kesiapan infrastruktur dan kesiapan mental siswa menjadi kunci utama agar transisi dari lima hari ke enam hari ini tidak menimbulkan gegar budaya di lingkungan sekolah.

Secara keseluruhan, wacana sekolah enam hari ini merupakan upaya pemerintah untuk mencari keseimbangan ideal antara tuntutan akademis dan kesehatan mental siswa. Keberhasilan kebijakan ini nantinya akan sangat bergantung pada fleksibilitas sekolah dalam menyusun jadwal yang kreatif dan tidak membosankan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *