Lifestyle
Strategi Cerdas Menghadapi Atasan ‘Sok Tahu’: Panduan Profesional dari Pakar Manajemen AS

Semarang (usmnews) – Dikutip cnbcindonesia.com Menghadapi atasan yang merasa dirinya adalah orang paling pintar di ruangan sering kali menjadi tantangan mental yang menguras energi di dunia kerja. Fenomena ini bukan hal baru; banyak pemimpin memiliki karisma luar biasa namun terjebak dalam delusi bahwa pendapat mereka adalah satu-satunya kebenaran. Susan Lucia Annunzio, seorang Profesor Manajemen di University of Chicago Booth School of Business, membagikan panduan strategis bagi karyawan yang terjebak dalam situasi ini agar tetap produktif tanpa harus mengorbankan kesehatan mental.
1. Hindari Konfrontasi Langsung dan Ego; Langkah pertama yang krusial adalah menghindari perebutan kekuasaan. Meskipun Anda memiliki data dan fakta yang valid, mendebat bos yang merasa paling pintar secara terbuka sering kali sia-sia karena bagi mereka, kemenangan ego lebih penting daripada kebenaran objektif. Annunzio menyarankan agar Anda tetap menyampaikan pendapat, namun jangan berekspektasi mereka akan langsung mengaku kalah. Menariknya, terkadang atasan akan menolak ide Anda hari ini, namun beberapa hari kemudian mengklaim ide tersebut sebagai milik mereka. Dalam situasi ini, biarkan saja mereka mengambil kreditnya asalkan tujuan pekerjaan tercapai.
2. Gunakan Teknik Bertanya yang Halus; Daripada memberikan pernyataan yang menantang, gunakanlah pertanyaan yang bijaksana. Pendekatan ini lebih bersifat konsultatif dan tidak konfrontatif. Misalnya, Anda bisa menanyakan risiko jangka panjang dari sebuah keputusan dengan kalimat seperti, “Apakah langkah ini berpotensi memengaruhi moral tim di masa depan?” Cara ini memberikan ruang bagi sang atasan untuk berpikir ulang dan merasa seolah-olah merekalah yang menemukan celah tersebut sendiri.

3. Membangun Koalisi dengan Rekan Kerja; Menghadapi atasan dominan sendirian bisa sangat melelahkan. Carilah sekutu atau rekan kerja yang memiliki pengaruh atau keresahan yang sama. Jika sebuah masukan disampaikan oleh banyak suara secara terkoordinasi, kredibilitas ide tersebut akan meningkat. Dukungan kolektif ini membuat posisi Anda lebih kuat dan meminimalisir risiko Anda menjadi sasaran tunggal ketidaksenangan atasan.
4. Memprioritaskan Kesejahteraan Diri dan Persiapan Transisi; Jika segala upaya komunikasi telah dilakukan namun lingkungan tetap toksik, perlindungan diri adalah prioritas utama. Jangan biarkan sikap atasan merusak kepercayaan diri Anda. Annunzio menekankan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental melalui pola makan, tidur yang cukup, dan olahraga. Lakukan tugas Anda dengan standar yang baik, tetapi mulailah mempersiapkan langkah karier selanjutnya dengan tenang jika situasi tidak lagi memungkinkan untuk pertumbuhan profesional Anda. Ingatlah bahwa dari atasan yang buruk sekalipun, Anda bisa belajar tentang gaya kepemimpinan apa yang harus dihindari saat Anda menjadi pemimpin kelak.







