Connect with us

Nasional

Solidaritas Ekonomi Pasca-Bencana, Pemprov DKI Jakarta Serap 1,4 Ton Cabai Petani Aceh demi Stabilitas Pasar dan Pemulihan Wilayah

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip dari iNews.id Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengambil langkah strategis dan humanis dalam merespons bencana alam banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Sumatra, khususnya Aceh. Tidak hanya sekadar mengirimkan bantuan logistik darurat, Pemprov DKI Jakarta di bawah arahan Gubernur Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno memilih pendekatan pemulihan ekonomi jangka panjang. Langkah konkret ini diwujudkan melalui pembelian hasil panen petani lokal berupa 1,4 ton cabai yang didatangkan langsung dari daerah terdampak bencana di Aceh untuk didistribusikan di pasar-pasar Jakarta.

​Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan bentuk nyata dukungan ibu kota terhadap kebangkitan saudara-saudara di Sumatra. Proses pengadaan komoditas ini telah dimulai sejak Jumat pekan lalu. Lebih jauh lagi, kerja sama ini tidak hanya bersifat insidental atau ad-hoc.

Rano Karno mengungkapkan bahwa Gubernur Pramono Anung telah menyetujui skema contract farming (pertanian kontrak) dengan wilayah setempat. Skema ini diharapkan memberikan kepastian pasar bagi para petani di Aceh, sehingga mereka memiliki pijakan ekonomi yang kuat untuk bangkit kembali setelah lahan dan kehidupan mereka diterjang bencana.

​Keyakinan Pemprov DKI terhadap langkah ini didasari oleh kualitas komoditas itu sendiri. Rano Karno menegaskan bahwa cabai asal Aceh memiliki kualitas yang sangat baik dan mampu bersaing di pasaran ibu kota. Hal ini terbukti dari tingginya antusiasme konsumen di Jakarta. Penyerapan pasar yang optimal ini menjadi indikator positif bahwa sinergi antara kebutuhan pangan Jakarta dan pemulihan ekonomi Aceh dapat berjalan beriringan. “Semoga ini bisa membantu memulihkan perekonomian warga Sumatera terdampak bencana,” ujar Rano dengan penuh harap pada Rabu (23/12/2025).

​Di sisi operasional, Perumda Pasar Jaya bertindak sebagai ujung tombak distribusi. Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Agus Himawan Widiyanto, bergerak cepat menindaklanjuti instruksi gubernur untuk menyerap hasil tani dari Aceh. Strategi harga yang diterapkan pun sangat menarik dan menguntungkan warga Jakarta. Agus menjelaskan bahwa cabai-cabai tersebut dijual dengan harga subsidi yang jauh lebih murah dibandingkan harga pasar rata-rata.

​Jika harga cabai di pasaran umum berkisar antara Rp 50.000 hingga Rp 60.000 per kilogram, Perumda Pasar Jaya membanderol cabai berkualitas dari Aceh ini hanya seharga Rp 40.000 per kilogram. Kebijakan ini menciptakan win-win solution: petani di Aceh mendapatkan kepastian pendapatan di tengah masa sulit, sementara warga Jakarta mendapatkan akses pangan berkualitas dengan harga terjangkau. Langkah ini sekaligus membuktikan bahwa penanganan pasca-bencana dapat dilakukan melalui jalur diplomasi ekonomi yang saling menguatkan antar-provinsi.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *