Connect with us

Lifestyle

Waspada Menu Harian: 4 Jenis Makanan Pemicu Kolesterol Tinggi yang Harus Dibatasi.

Published

on

Semarang (usmnews) -Dikutip dari CNBCIndonesia.com Menjaga kesehatan jantung di era modern merupakan tantangan besar, terutama karena banyak makanan lezat yang tersedia di sekitar kita justru menjadi sumber utama kolesterol jahat (LDL). Kolesterol tinggi adalah kondisi “diam” yang sering kali tidak menunjukkan gejala fisik yang nyata hingga terjadi komplikasi serius seperti stroke atau serangan jantung. Artikel dari CNBC Indonesia menyoroti empat kategori makanan yang berkontribusi besar terhadap lonjakan kolesterol, di mana salah satunya adalah primadona kuliner di Indonesia.

Berikut adalah uraian mendalam mengenai jenis-jenis makanan tersebut:

1. Daging Merah yang Berlemak

Daging sapi, kambing, dan domba memang kaya akan protein dan zat besi, namun bagian yang mengandung lemak (seperti sandung lamur atau sirloin) memiliki kadar lemak jenuh yang sangat tinggi. Lemak jenuh ini merangsang hati untuk memproduksi lebih banyak kolesterol LDL.

  • Saran Sehat: Anda tidak perlu berhenti makan daging sepenuhnya, namun pilihlah potongan yang tanpa lemak (lean cut) dan batasi porsinya. Cara memasak dengan memanggang atau merebus jauh lebih baik daripada menggorengnya dengan minyak tambahan.

2. Gorengan: Favorit Warga Indonesia dengan Risiko Tinggi

Menempati urutan kedua, gorengan merupakan jenis makanan yang hampir tidak bisa dipisahkan dari gaya hidup masyarakat Indonesia, mulai dari camilan di pinggir jalan hingga lauk pauk utama.

  • Mengapa Berbahaya? Proses menggoreng dengan metode deep frying—terutama jika menggunakan minyak goreng yang dipakai berulang kali—menciptakan lemak trans. Lemak trans adalah jenis lemak yang paling berbahaya bagi kesehatan karena ia bekerja secara ganda: menaikkan kolesterol jahat (LDL) sekaligus menurunkan kolesterol baik (HDL). Kebiasaan mengonsumsi gorengan setiap hari secara signifikan mempercepat penyumbatan pembuluh darah.

3. Daging Olahan (Sosis, Nugget, dan Ham)

Makanan olahan sangat digemari karena kepraktisannya. Namun, di balik rasa gurihnya, daging olahan biasanya dibuat dari potongan daging yang paling berlemak dan ditambahkan natrium (garam) dalam jumlah besar.

  • Dampaknya: Natrium yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah, sementara lemak jenuh di dalamnya merusak profil kolesterol. Mengonsumsi daging olahan secara rutin telah lama dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner dan diabetes tipe 2.

4. Produk Susu Full Cream dan Olahannya

Susu, keju, dan mentega memang menyediakan kalsium, tetapi produk susu yang full cream juga mengandung lemak jenuh dalam jumlah yang cukup tinggi. Penggunaan mentega yang berlebihan pada roti atau konsumsi keju olahan yang intensif dapat menambah beban kolesterol pada tubuh tanpa kita sadari.

  • Saran Sehat: Beralihlah ke produk susu rendah lemak (low-fat) atau tanpa lemak (skim) untuk tetap mendapatkan manfaat kalsium tanpa risiko lemak jenuh yang tinggi.

Mengapa Kita Harus Peduli?

Tubuh kita sebenarnya membutuhkan kolesterol untuk memproduksi hormon dan membangun sel, tetapi hati kita sudah memproduksi jumlah yang cukup secara alami. Kolesterol tambahan dari makanan di atas sering kali menjadi surplus yang tidak dibutuhkan, yang akhirnya mengendap di dinding arteri menjadi plak.

Langkah Preventif yang Bisa Diambil

Untuk menyeimbangkan asupan makanan tersebut, para ahli kesehatan menyarankan untuk:

  • Meningkatkan asupan serat larut dari buah-buahan, sayuran, dan gandum (oatmeal) yang dapat membantu menyerap kolesterol dan mengeluarkannya dari tubuh.
  • Memilih sumber lemak sehat seperti alpukat, kacang-kacangan, dan ikan berlemak (salmon atau makarel) yang kaya akan asam lemak Omega-3.
  • Aktif bergerak untuk membantu meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik) yang berfungsi sebagai “pembersih” pembuluh darah.
Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *