Anak-anak
Strategi Jitu Agar Anak Tetap Tenang dan Tidak Rewel Saat Penerbangan: Tips dari Ahli

Semarang (usmnews) – Dikutip dari tempo.co, Musim liburan, seperti Natal dan Tahun Baru, sering kali menjadi momen yang paling dinantikan oleh keluarga untuk bepergian. Namun, bagi orang tua yang membawa anak kecil, bayangan tentang perjalanan udara bisa menjadi sumber kecemasan tersendiri.
Tangisan di dalam kabin, rasa bosan, hingga tatapan penumpang lain sering kali menjadi momok menakutkan. Untuk mengatasi hal ini, Brittney Thompson, seorang pramugari berpengalaman sekaligus ibu dari dua anak, membagikan lima strategi krusial yang dapat mengubah “drama” penerbangan menjadi pengalaman yang jauh lebih terkendali dan menyenangkan.
1. Ciptakan Rasa Aman dan Familiar dengan “Car Seat”
Salah satu tips utama yang disarankan adalah membawa kursi mobil (car seat) ke dalam kabin pesawat. Meskipun mungkin terasa merepotkan untuk dibawa, car seat menawarkan dua keuntungan besar. Pertama, dari segi keamanan, alat ini memberikan perlindungan maksimal saat terjadi turbulensi yang tidak terduga. Kedua, dan yang tak kalah penting, adalah aspek psikologis.
Anak-anak sudah terbiasa duduk di kursi mobil mereka; aroma, tekstur, dan bentuknya memberikan rasa “familiar” di lingkungan pesawat yang asing. Thompson mencatat bahwa anaknya jauh lebih tenang saat duduk di car seat karena merasa seolah-olah sedang dalam perjalanan mobil biasa, sehingga mengurangi kecemasan mereka terhadap lingkungan baru.
2. Fleksibilitas Aturan “Screen Time” (Waktu Layar)
Di rumah, mungkin Anda adalah orang tua yang ketat membatasi penggunaan gawai (gadget). Namun, saat berada di ketinggian 30.000 kaki, Thompson menyarankan untuk melonggarkan aturan tersebut. Anggaplah pesawat sebagai “zona bebas aturan” sementara untuk gawai. Tablet atau ponsel pintar yang berisi kartun atau permainan favorit bisa menjadi penyelamat ampuh untuk mengalihkan perhatian anak dari rasa bosan atau takut. Meski demikian, etika tetap harus dijaga; pastikan anak menggunakan headphone yang nyaman agar suara bising dari permainan atau video tidak mengganggu ketenangan penumpang lain di sekitar Anda.
3. Inovasi Bekal dan Mainan Baru
Rasa bosan adalah musuh utama anak saat terbang. Untuk mengatasinya, siapkan “snackle box” sebuah kotak bekal yang diisi dengan berbagai variasi camilan kecil yang menarik. Aneka ragam makanan ini bisa membuat sesi makan menjadi aktivitas yang seru dan memakan waktu cukup lama.

Selain makanan, trik psikologis lain adalah membawa mainan atau buku yang benar-benar baru dan belum pernah dilihat anak sebelumnya. Tingkat ketertarikan anak pada benda baru jauh lebih tinggi dibandingkan mainan lama mereka, sehingga atensi mereka akan tersita lebih lama.
Sebagai catatan tambahan, hindari membawa mainan berupa stiker karena cenderung sulit dibersihkan jika tertempel di fasilitas pesawat, yang bisa merepotkan awak kabin.
4. Manajemen Bagasi untuk Mengurangi Stres Orang Tua
Sering kali orang tua tidak menyadari bahwa stres mereka menular pada anak. Salah satu sumber stres terbesar saat boarding adalah mencari ruang bagasi kabin yang sering kali penuh sesak. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk memasukkan koper utama ke bagasi terdaftar (check-in luggage).
Dengan tangan yang lebih ringan, orang tua bisa fokus sepenuhnya menuntun dan menenangkan anak saat masuk ke pesawat tanpa harus berdesak-desakan berebut ruang penyimpanan di atas kepala. Ketika orang tua rileks, anak pun cenderung ikut merasa tenang.
5. Pentingnya Empati dari Sesama Penumpang
Poin terakhir ini ditujukan bagi lingkungan sekitar. Thompson mengingatkan bahwa penumpang dewasa lain memiliki peran besar dalam menciptakan suasana kondusif. Jika ada bayi atau balita yang menangis, pahamilah bahwa mereka sedang mengalami stres atau sakit telinga akibat tekanan udara, sama seperti orang dewasa, namun mereka belum bisa mengendalikannya.
Alih-alih memberikan tatapan sinis atau mengeluh, sikap empati dan toleransi akan sangat membantu menenangkan orang tua yang sedang berjuang menenangkan anaknya.
Dengan persiapan yang matang mulai dari logistik hingga mental, perjalanan liburan bersama keluarga tidak harus menjadi momen yang melelahkan, melainkan awal dari kenangan indah yang tak terlupakan.







