Anak-anak
Jejak Literasi SMA Labschool Jakarta: Menyalakan “Lentera Kata” di Festival Jakarta Panen Buku 2025

Semarang (usmnews) – Dikutip dari sindonews.com Sebuah torehan prestasi gemilang kembali diukir oleh civitas akademika SMA Labschool Jakarta, khususnya dalam ranah literasi dan kebudayaan. Sekolah ini mendapatkan kehormatan besar berupa undangan eksklusif untuk menampilkan karya-karyanya dalam ajang bergengsi Festival Jakarta Panen Buku 2025. Acara ini dihelat oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai bentuk apresiasi tertinggi bagi institusi pendidikan yang memiliki dedikasi nyata dalam pengembangan dunia literasi .Puncak dari apresiasi ini berlangsung pada hari Selasa, 16 Desember 2025, bertempat di salah satu pusat kesenian paling ikonik di Jakarta, yakni Galeri Oesman Effendi, Taman Ismail Marzuki.
Festival ini memiliki bobot urgensi yang tinggi karena dibuka secara resmi oleh Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang menekankan pentingnya ekosistem literasi yang kuat di ibu kota. Kehadiran SMA Labschool Jakarta di panggung utama ini bukanlah tanpa alasan; undangan tersebut merupakan buah manis dari partisipasi aktif sekolah dalam mengirimkan karya-karya buku orisinal siswa selama rangkaian kegiatan Panen Buku berlangsung. Menanggapi pencapaian ini, Kepala SMA Labschool Jakarta, Badru Zaman, menegaskan bahwa keterlibatan sekolah dalam festival ini lebih dari sekadar partisipasi seremonial. Menurutnya, ini adalah bukti konkret dari komitmen berkelanjutan sekolah dalam menyukseskan gerakan literasi nasional.

“Kami bersyukur dan bangga atas kesempatan yang diberikan kepada SMA Labschool untuk tampil dalam Festival Panen Buku 2025. Partisipasi ini merupakan wujud komitmen sekolah dalam mendukung gerakan literasi nasional serta upaya kami dalam menciptakan generasi muda yang kreatif, kritis, dan gemar berkarya,” tutur Badru Zaman dengan penuh antusiasme. Dalam kesempatan unjuk karya tersebut, SMA Labschool Jakarta membawa narasi besar bertajuk “Lentera Kata: dari Labschool untuk Indonesia dan Dunia”. Tema filosofis ini selaras dengan visi sekolah untuk melahirkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga mampu memberikan sumbangsih pemikiran bagi bangsa dan dunia melalui kekuatan tulisan. Untuk menghidupkan tema tersebut, para siswa menyuguhkan serangkaian pertunjukan seni yang memukau, mulai dari parade buku, story telling, pembacaan puisi yang syahdu, hingga penampilan teatrikal puisi dan drama dari Teater Labs.
Seluruh pertunjukan ini dirancang sebagai etalase kreativitas sekaligus bentuk apresiasi terhadap buku-buku yang telah diterbitkan oleh para siswa.Di balik kesuksesan karya-karya ini, terdapat peran krusial dari para guru pendamping, yaitu Reni Haerani dan Saffa Inayati, yang dengan telaten membimbing para siswa penulis. Hasilnya, tujuh judul buku berkualitas berhasil diluncurkan, meliputi: Aku dan Tubuhku (karya kolaborasi Dzakiyah dan Aasyia)Wilona, Mau Ditolongin Ga? (karya Katalysta dan Hijria)Belajar Seimbang (karya Amira Zahra)Ema dan Unicorn Mimpi (karya Dhiany dan Maliqa)Bacalah Tinta Kabur Itu (karya Humaira)Catatan Terakhir Seorang Penyendiri (karya Ismail Adn)Pesan Ibu (karya Laode Faz)Kepala Sekolah berharap agar semangat ini tidak berhenti di sini. Ia menginginkan agar SMA Labschool Jakarta terus menjadi bagian integral dari Panen Buku di masa depan demi mewariskan khazanah pengetahuan kepada generasi penerus. Semangat ini terangkum sempurna dalam salah satu dialog pementasan teater siswa yang menyentuh hati para hadirin:”Harta tanpa pengetahuan tidak akan jadi apa-apa dan akan hilang karena tidak terjaga. Sementara pengetahuan yang dipilih akan terus mendatangkan harta-harta yang tak terduga karena pengetahuan menjaga harta-harta yang kalian punya.”Kalimat tersebut menjadi penutup yang manis, menegaskan bahwa literasi adalah investasi abadi yang jauh lebih berharga daripada materi semata.







