Education
Membuka Cakrawala Baru: Kolaborasi Internasional Nyalakan Asa Pendidikan Remaja Desa di Lembang

Semarang (usmnews) – Dikutip dari detik.com, Di tengah sejuknya udara Kampung Batuloceng, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, terdapat sebuah realitas sosial yang menantang: banyak remaja setempat yang terjebak dalam siklus keterbatasan akses informasi dan minimnya perencanaan karir.
Mayoritas dari mereka tumbuh dengan pandangan bahwa masa depan hanya berkisar pada pekerjaan di sektor pertanian, mengikuti jejak generasi sebelumnya, tanpa menyadari adanya peluang pendidikan yang lebih tinggi. Stigma bahwa “anak kampung” sulit mengakses perguruan tinggi sering kali memadamkan mimpi mereka sebelum sempat berkembang.
Merespons kondisi tersebut, Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung menginisiasi sebuah langkah progresif melalui program pengabdian masyarakat yang unik. Tidak berjalan sendiri, Polman Bandung menggandeng mitra internasional dari Prancis, yakni mahasiswa dari Université Polytechnique Hauts-de-France dan Polytech Lille.
Kolaborasi lintas negara ini dirancang khusus untuk menyasar remaja usia 11 hingga 16 tahun, sebuah fase usia krusial dalam pembentukan jati diri dan cita-cita. Rizqi Aji Pratama, perwakilan dari Polman Bandung, menjelaskan bahwa tujuan utama program ini adalah untuk mendobrak batasan mental dan memberikan suntikan motivasi belajar serta kepercayaan diri yang selama ini minim dimiliki oleh para remaja di sana.

Dalam pelaksanaannya, program ini tidak hanya sekadar memberikan ceramah teoretis, melainkan menawarkan pengalaman interaktif yang membuka wawasan global. Para remaja diperkenalkan secara mendalam mengenai sistem perguruan tinggi, strategi mengenali dan mengembangkan potensi diri, hingga paparan mengenai pengalaman studi lintas budaya.
Kehadiran mahasiswa asing dari Prancis menjadi katalisator penting; interaksi langsung dengan mereka memberikan bukti nyata bahwa dunia luar sangat luas dan dapat dijangkau. Hal ini terbukti efektif dalam memancing keberanian para peserta untuk bertanya, berpendapat, dan melatih kemampuan komunikasi publik (public speaking) mereka, sebuah keterampilan lunak yang sangat berharga di era modern.
Dampak dari kegiatan ini mulai terlihat nyata. Para remaja yang sebelumnya ragu kini mulai berani merajut mimpi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, melampaui batasan geografis desa mereka. Program ini menjadi bukti konkret bahwa pendampingan pendidikan yang efektif mampu mengubah pola pikir (mindset) generasi muda secara signifikan.
Di sisi lain, manfaat juga dirasakan oleh para mahasiswa asing yang terlibat. Mereka mendapatkan kesempatan langka untuk menyelami kearifan lokal masyarakat pedesaan Indonesia, menciptakan pertukaran nilai yang seimbang antara ilmu pengetahuan global dan budaya lokal. Inisiatif ini diharapkan menjadi jembatan emas yang mengantarkan remaja Lembang menuju masa depan yang lebih cerah dan berdaya saing.







