Connect with us

Nasional

Jakarta Siaga Satu: Strategi Total Pemprov Hadapi Kepungan Tiga Siklon Sekaligus

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip dari megapolitan.kompas.com, Jakarta tengah menghadapi ujian meteorologis yang serius. Ibu kota saat ini berada di bawah bayang-bayang ancaman tiga fenomena siklon tropis sekaligus, yaitu Siklon Tropis Bakung, Bibit Siklon Tropis 93S, dan Bibit Siklon Tropis 95S.

Fenomena “triple threat” ini, menurut pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), membawa potensi dampak cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang. Situasi ini diperkirakan akan berlangsung mulai tanggal 17 hingga 22 Desember 2025, menuntut kewaspadaan tingkat tinggi dari seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah.

Menanggapi situasi darurat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak tinggal diam dan telah mengaktifkan mode siaga penuh. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, telah menginstruksikan seluruh jajarannya untuk bergerak cepat dalam meminimalisir risiko bencana. Langkah pertama yang menjadi prioritas adalah mitigasi terhadap potensi pohon tumbang akibat angin kencang.

Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) diperintahkan untuk segera melakukan penyisiran dan pemangkasan (topping) terhadap pohon-pohon tua yang rawan roboh di seluruh penjuru kota. Meskipun menyadari bahwa kekuatan alam seperti angin puting beliung sulit diprediksi arah dan kekuatannya, upaya preventif ini diharapkan dapat mengurangi risiko korban jiwa maupun kerusakan materiil di jalan raya.

Di sektor pengendalian banjir, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta telah memastikan kesiapan infrastruktur vital pengendali air. Fokus utama diarahkan pada optimalisasi fungsi rumah pompa, polder, dan waduk yang tersebar di titik-titik rawan banjir. Ratusan pompa stasioner dan pompa mobile (bergerak) disiagakan 24 jam untuk mempercepat surutnya air jika genangan mulai muncul.

Langkah ini menjadi krusial mengingat curah hujan diprediksi akan meningkat signifikan akibat pengaruh tidak langsung dari ketiga siklon tersebut. Selain itu, pengerukan saluran air dan sungai terus dikebut untuk memastikan kapasitas tampung air maksimal saat hujan deras mengguyur.

Koordinasi lintas sektoral juga diperketat antara Pemprov DKI dan BMKG. Data pemantauan cuaca dari Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta dijadikan rujukan utama dalam pengambilan keputusan taktis di lapangan.

Dengan sinergi antara kesiapan infrastruktur fisik dan kewaspadaan personel di lapangan, Pemprov berharap dampak buruk dari cuaca ekstrem akhir tahun ini dapat diredam semaksimal mungkin demi keselamatan warga Jakarta. Masyarakat pun diimbau untuk terus memantau informasi cuaca resmi dan mengurangi aktivitas luar ruang yang tidak mendesak selama periode kritis ini.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *