Connect with us

Entertainment

Obsesi Kesempurnaan Visual: James Cameron Kirim “Surat Perintah” ke Bioskop Jelang Rilis Avatar: Fire and Ash

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip dari CNN Indonesia. Menjelang perilisan salah satu film yang paling dinanti di tahun 2025, Avatar: Fire and Ash, sutradara legendaris James Cameron kembali menunjukkan dedikasinya yang tanpa kompromi terhadap kualitas sinematik.

Melansir laporan dari CNN Indonesia, Cameron tidak hanya mengirimkan salinan filmnya ke bioskop-bioskop di seluruh dunia, tetapi juga menyertakan instruksi teknis yang sangat spesifik dan ketat.

Langkah ini diambil guna memastikan bahwa visi visual yang telah ia bangun dengan susah payah dapat tersaji dengan sempurna di layar lebar, memberikan pengalaman imersif yang tak tertandingi bagi penonton.

Instruksi tersebut disampaikan melalui surat resmi yang ditujukan kepada para pemilik jaringan bioskop dan teknisi proyektor. Dalam surat yang menyertai paket Digital Cinema Package (DCP) film tersebut, Cameron menekankan pentingnya kalibrasi sistem gambar dan suara yang presisi.

Ia secara rinci meminta para eksibitor untuk memperhatikan tingkat pencahayaan (luminance), konfigurasi audio, hingga pembingkaian layar yang akurat. Cameron menegaskan bahwa ia telah memantau proses mixing dan penyuntingan film ini secara “bertanggung jawab” dan pribadi, sehingga ia menuntut standar referensi audio 7.0 yang konsisten, baik dalam adegan dialog yang senyap maupun sekuens aksi yang meledak-ledak.

Pesannya jelas: jangan menurunkan kualitas atau mengubah pengaturan standar demi efisiensi, karena itu akan merusak pengalaman menonton.

Tindakan Cameron ini mencerminkan betapa krusialnya peran teknisi bioskop sebagai garda terdepan dalam penyajian karya seni. Di era di mana platform streaming mulai mendominasi, Cameron tetap menjadi pembela setia pengalaman menonton di bioskop (theatrical experience). Ia ingin memastikan bahwa uang yang dikeluarkan penonton sebanding dengan kualitas audio-visual yang mereka dapatkan.

Avatar: Fire and Ash, yang dijadwalkan tayang pada 17 Desember di Indonesia, bukan sekadar film lanjutan, tetapi juga pertaruhan besar bagi keberlanjutan waralaba ini. Keberhasilan finansial film ini akan menjadi penentu apakah sekuel-sekuel selanjutnya akan diproduksi.

Uniknya, ketegasan Cameron ini juga memicu reaksi beragam namun jenaka di media sosial. Beberapa netizen bercanda ingin mencetak surat instruksi tersebut dan membawanya ke bioskop untuk “mengaudit” apakah pihak bioskop benar-benar mematuhi perintah sang sutradara.

Sorotan humor lainnya tertuju pada penggunaan font “Papyrus” dalam surat tersebut—font yang sama dengan logo Avatar—yang selama ini menjadi bahan lelucon internet, termasuk dalam sketsa terkenal Saturday Night Live.

Terlepas dari sisi humornya, langkah ini menegaskan posisi James Cameron sebagai perfeksionis sejati. Setelah kesuksesan masif Avatar (2009) dan The Way of Water (2022) yang meraup miliaran dolar, ekspektasi terhadap Fire and Ash sangatlah tinggi.

Dengan memastikan setiap proyektor dan sistem suara diatur sesuai keinginannya, Cameron berusaha menjamin bahwa perjalanan penonton kembali ke Pandora, kali ini untuk menemui klan “Ash People” yang bernuansa api dan lebih agresif, akan menjadi pengalaman sinematik yang tak terlupakan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *