Connect with us

Nasional

Harapan yang Kembali Bersinar: RSUD Aceh Tamiang Bangkit Usai Diterjang Banjir Bandang

Published

on

Semarang (usmnews) – Dikutip dari CCN.indonesia.com Setelah sempat lumpuh total dan tenggelam dalam ketidakpastian akibat bencana banjir bandang yang melanda wilayah Aceh, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aceh Tamiang kini mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan kembali. Pada Kamis, 11 Desember 2025, suasana di rumah sakit kebanggaan masyarakat Aceh Tamiang ini mulai berangsur pulih, menandai babak baru pemulihan pascabencana yang meluluhlantakkan sebagian besar infrastruktur vital di wilayah tersebut.

Detik-detik Pemulihan Layanan Kesehatan

Kabar mengenai beroperasinya kembali RSUD Aceh Tamiang menjadi angin segar bagi ribuan warga yang sebelumnya kesulitan mengakses layanan kesehatan darurat. Meskipun belum sepenuhnya beroperasi dengan kapasitas 100 persen, pembukaan kembali layanan secara bertahap ini merupakan langkah krusial.

Pemandangan di lokasi kini diwarnai dengan kesibukan yang produktif. Para tenaga medis, mulai dari dokter, perawat, hingga staf administrasi, terlihat bahu-membahu membersihkan sisa-sisa lumpur dan material banjir yang sempat merendam ruang-ruang perawatan. Di tengah keterbatasan yang masih tersisa, semangat pengabdian mereka terlihat jelas saat mulai melayani pasien-pasien yang berdatangan. Pasien yang sebelumnya mungkin harus dirujuk ke daerah yang jauh atau dirawat di fasilitas darurat seadanya, kini perlahan bisa mendapatkan penanganan yang lebih layak di gedung rumah sakit.

Tantangan Pasca-Bencana: Lebih dari Sekadar Air Surut

Banjir bandang yang melanda tidak hanya meninggalkan genangan air, tetapi juga kerusakan infrastruktur yang signifikan. Artikel foto tersebut secara tersirat menggambarkan betapa beratnya medan yang harus dihadapi. Lumpur tebal yang mengendap, peralatan medis yang harus diperiksa ulang fungsinya, hingga sterilisasi ruangan menjadi prioritas utama manajemen rumah sakit sebelum menerima pasien.

Kembalinya operasional RSUD ini juga menjadi simbol ketangguhan masyarakat Aceh Tamiang. Di saat listrik sempat padam dan akses air bersih menjadi barang mewah—seperti yang dilaporkan dalam berita terkait di mana warga harus membakar kayu untuk penerangan atau bahkan mengonsumsi makanan hanyut—kehadiran kembali layanan medis adalah secercah harapan bahwa kondisi darurat perlahan dapat teratasi.

Konteks Bencana yang Lebih Luas

Pemulihan RSUD Aceh Tamiang ini terjadi di tengah konteks bencana regional yang cukup parah. Pemerintah Aceh baru saja memperpanjang status darurat bencana banjir dan longsor, mengingat dampak kerusakan yang meluas di berbagai kabupaten. Fakta bahwa jumlah pengungsi di Sumatra nyaris menyentuh angka satu juta jiwa memberikan gambaran betapa vitalnya peran RSUD Aceh Tamiang sebagai salah satu benteng pertahanan kesehatan di wilayah terdampak.

Dengan beroperasinya kembali rumah sakit ini, beban posko-posko kesehatan darurat diharapkan dapat berkurang. Masyarakat kini memiliki kembali akses terhadap layanan medis spesifik yang tidak bisa ditangani di tenda pengungsian. Momen ini bukan hanya tentang pembukaan pintu rumah sakit, melainkan tentang pemulihan martabat dan rasa aman masyarakat yang sempat terguncang hebat oleh bencana alam. Ke depan, fokus utama akan tertuju pada pemulihan penuh seluruh fasilitas agar pelayanan kesehatan dapat kembali normal seperti sedia kala, seiring dengan surutnya air dan bangkitnya semangat warga Aceh Tamiang.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *