Nasional
Bencana Alam di Sumatera: Markas dan Kompleks Perumahan TNI Diterjang Banjir Lumpur

Jakarta (usmnews) di kutip dari kompas.com Laporan terbaru dari Sumatera menyoroti dampak serius dari bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah tersebut, dengan kabar yang mengejutkan bahwa infrastruktur militer juga menjadi korban. Menurut pemberitaan dari **Kompas.com** pada tanggal **4 Desember 2025** pukul **05:46 WIB**, yang disusun oleh **Baharudin Al Farisi** dan **Danu Damarjati**, bencana alam kali ini tidak hanya menghantam permukiman sipil, tetapi juga merusak fasilitas vital Tentara Nasional Indonesia (TNI).
### Laporan Langsung dari Pimpinan Tertinggi TNI
Kabar mengenai kerugian material di lingkungan militer ini disampaikan langsung oleh dua pejabat tinggi TNI, yaitu **Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto** dan **Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono**. Keduanya melaporkan bahwa sejumlah **kompleks perumahan dinas** hingga **markas komando** TNI yang berada di lokasi terdampak kini terendam oleh timbunan **lumpur pekat** yang dibawa oleh air bah.
Lumpur ini, yang merupakan campuran dari tanah, puing-puing, dan material sisa longsor, menciptakan kerusakan yang jauh lebih sulit ditangani daripada sekadar genangan air biasa. Masuknya lumpur ke dalam bangunan markas dan rumah dinas tidak hanya mengganggu kegiatan operasional sehari-hari, tetapi juga berpotensi merusak peralatan, dokumen, dan infrastruktur dasar lainnya. Kerusakan pada perumahan dinas tentu juga menimbulkan penderitaan bagi keluarga prajurit yang harus menghadapi kerugian harta benda dan ketidaknyamanan hunian.
### Konteks Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Sumatera
Meskipun artikel ringkas ini tidak menyebutkan lokasi spesifik, bencana banjir dan tanah longsor telah menjadi ancaman tahunan yang signifikan di berbagai provinsi di Sumatera, seringkali dipicu oleh curah hujan ekstrem dan kondisi geografis yang rentan. Skala bencana kali ini, yang sampai merusak instalasi militer, mengindikasikan bahwa intensitas dan volume material yang terbawa arus sangatlah besar.

Kerusakan pada markas dan perumahan TNI membawa beberapa implikasi penting. *Pertama*, ini menunjukkan betapa meluasnya dampak bencana tersebut, menjangkau segala lini masyarakat dan institusi. *Kedua*, hal ini dapat sedikit menghambat upaya penanganan bencana di daerah tersebut, karena unit-unit TNI yang biasanya menjadi garda terdepan dalam operasi bantuan dan evakuasi mungkin sedang disibukkan dengan pemulihan internal markas mereka sendiri. Namun, pengalaman di masa lalu menunjukkan bahwa personel TNI biasanya tetap sigap dan memprioritaskan bantuan kepada masyarakat sipil di sekitarnya.
Laporan ini juga menarik perhatian karena menyandingkan nama KSAU Marsekal TNI M. Tonny Harjono, yang dalam foto di artikel tersebut tampak sedang menyampaikan sambutan pada acara peluncuran dan peletakan batu pertama pembangunan SPPG di Lanud Halim Perdanakusuma pada tanggal 6 Agustus 2025. Meskipun konteks fotonya berbeda, kehadiran namanya sebagai pelapor kondisi bencana menekankan bahwa dampak ini juga dirasakan oleh kesatuan Angkatan Udara. Bencana ini menjadi pengingat yang menyakitkan akan kerentanan infrastruktur negara, termasuk militer, terhadap kekuatan alam. Langkah-langkah pemulihan pasca-bencana, termasuk pembersihan lumpur dari fasilitas militer, diperkirakan akan membutuhkan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit.







