Nasional
Gunung Semeru Kembali Erupsi, Kolom Abu Capai 800 Meter di Atas Puncak

Lumajang, Jawa Timur (usmnews) – Gunung Semeru, yang berada di wilayah perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik dengan terjadinya erupsi pada Jumat pagi. Letusan terbaru tersebut mengembuskan kolom abu setinggi sekitar 800 meter di atas puncak, menjadikan kejadian ini sebagai salah satu erupsi signifikan yang kembali menegaskan kondisi aktif gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang, menjelaskan bahwa erupsi terjadi pada Jumat, 14 November 2025, pukul 05.55 WIB. Ia menyampaikan bahwa kolom abu tercatat mencapai ketinggian sekitar 4.476 meter di atas permukaan laut (mdpl). Warna kolom abu terlihat mulai dari putih hingga kelabu dengan intensitas yang cukup tebal dan terbawa angin menuju arah timur laut. Aktivitas erupsi tersebut terekam seismograf dengan amplitudo maksimal 22 mm dan berlangsung selama 98 detik.
Hanya beberapa puluh menit sebelumnya, yakni pada pukul 05.10 WIB, Gunung Semeru juga mengalami erupsi serupa. Kolom abu pada letusan pertama tersebut teramati mencapai 700 meter di atas puncak, atau sekitar 4.376 mdpl. Warna dan arah sebaran abu sama seperti erupsi berikutnya, yaitu putih hingga kelabu yang condong ke timur laut. Erupsi pertama terekam dengan amplitudo 22 mm dan durasi yang lebih lama, yaitu 119 detik.
Sigit menegaskan bahwa Semeru masih berada pada status Waspada (Level II). Dengan status tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan sejumlah rekomendasi untuk keselamatan masyarakat. Warga dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara, khususnya di sepanjang Besuk Kobokan dalam radius 8 kilometer dari puncak erupsi. Di luar zona tersebut, masyarakat juga diminta menghindari aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena potensi ancaman awan panas dan aliran lahar dapat meluas hingga 13 kilometer dari puncak.
Selain itu, masyarakat diminta tidak mendekati radius 3 kilometer dari kawah atau puncak gunung karena area tersebut menjadi zona berbahaya akibat lontaran batu pijar. Sigit juga mengingatkan agar warga tetap waspada terhadap kemungkinan munculnya awan panas guguran, aliran lava, serta lahar hujan di sungai-sungai yang berhulu di puncak Semeru. Daerah yang perlu mendapat perhatian khusus meliputi Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, beserta anak sungai yang terhubung dengan jalur aliran tersebut.
Dengan meningkatnya aktivitas gunung, kewaspadaan masyarakat di sekitar lereng Semeru menjadi faktor kunci untuk mengurangi risiko bencana.







