Sports
Mulyo Handoyo Targetkan Tiga Gelar Per Pekan di Dua Rangkaian Indonesia International Challenge 2025

Pelatih Kepala Pelatnas Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Mulyo Handoyo, telah menetapkan target ambisius bagi tim bulutangkis muda Indonesia yang akan berlaga dalam dua rangkaian turnamen Indonesia International Challenge (IC) 2025. Turnamen ini dijadwalkan bergulir secara berturut-turut di GOR Among Rogo, Yogyakarta. Rangkaian pertama akan berlangsung pada 11–16 November, sementara rangkaian kedua akan menyusul pada 18–23 November.
Mulyo Handoyo secara tegas menargetkan perolehan minimal tiga gelar juara di setiap pekan dari dua turnamen IC tersebut. Optimisme ini didasarkan pada persiapan yang sangat matang dan terukur yang telah dijalani oleh para atlet muda Indonesia, yang dijuluki “Tim Garuda Muda,” selama beberapa bulan terakhir. Persiapan intensif ini mencakup peningkatan signifikan pada aspek fisik, teknik, dan mental bertanding para pemain.
“Persiapan tim Garuda Muda sangat terukur. Banyak pemain kita yang sudah sering juara di level International Challenge di luar negeri, jadi peluang mereka besar untuk juara di rumah sendiri,” ungkap Mulyo Handoyo dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta pada hari Selasa (11/11). Keyakinan Mulyo didukung oleh rekam jejak para atlet yang terbukti mampu bersaing dan meraih gelar di kancah internasional.
Mulyo menjelaskan bahwa PBSI menerapkan strategi rotasi, di mana komposisi tim yang diturunkan pada pekan pertama dan kedua akan berbeda. Keputusan ini diambil karena setiap atlet memiliki jadwal, prioritas, dan target masing-masing yang disesuaikan dengan upaya mereka dalam mengejar dan memperbaiki peringkat dunia. Dengan adanya dua turnamen di rumah sendiri, para pemain diberikan kesempatan maksimal untuk mendulang poin.
Di sektor tunggal putri, harapan besar disematkan pada Mutiara Ayu Puspitasari. Mutiara datang dengan modal kepercayaan diri yang tinggi setelah berhasil mencapai babak semifinal Indonesia Masters Super 100 dua pekan sebelumnya. Ia memiliki kenangan indah di Yogyakarta karena merupakan Juara Asia Junior 2023 di kota yang sama. “Kondisi saya bagus dan mental siap. Main di Yogyakarta selalu menyenangkan. Harapannya bisa mengulang hasil baik,” ujar Mutiara, menunjukkan kesiapan mentalnya bertarung di hadapan publik sendiri.
Sementara itu, di sektor tunggal putra, Prahdiska Bagas Shujiwo menjadi salah satu andalan setelah menampilkan performa gemilang tahun ini. Bagas membawa modal tiga gelar internasional yang berhasil ia raih di Cameroon, Lagos (Nigeria), dan Ghana. Meskipun demikian, Bagas tetap realistis. “Target saya tentu juara, tapi melihat drawing yang cukup berat, saya fokus dulu satu pertandingan ke pertandingan berikutnya,” katanya, menandakan bahwa ia akan mengambil langkah demi langkah untuk mencapai podium tertinggi.
Perhatian khusus juga tertuju pada debut pasangan ganda putra baru, Verrell Yustin Mulia/Adrian Pratama. Verrell, yang sebelumnya berpartner di ganda campuran, menyebut proses adaptasi dengan partner barunya berjalan positif. Atmosfer Yogyakarta yang mendukung juga menjadi penyemangat tambahan. “Suasana Yogyakarta selalu menambah semangat. Target dari pelatih semifinal, tapi kami ingin melebihi itu,” ungkap Verrell, mengindikasikan bahwa pasangan baru ini bertekad melampaui ekspektasi yang ditetapkan oleh staf pelatih.
Keseluruhan rangkaian International Challenge ini menjadi ajang krusial bagi para pemain muda Indonesia untuk menguji hasil latihan intensif mereka dan mengumpulkan poin peringkat dunia demi melangkah ke level turnamen yang lebih tinggi.







