Lifestyle
Tips Efektif Membedakan Telur Segar dan yang Sudah Busuk.

Semarang (usmnews) dikutip dari cnbcindonesia Telur adalah salah satu bahan pangan fundamental yang hampir selalu tersedia di setiap dapur rumah tangga. Fleksibilitasnya yang tinggi—dapat diolah menjadi beragam hidangan sarapan, kue, atau sebagai komponen pelengkap masakan—menjadikannya bahan pokok yang tak tergantikan. Namun, di balik kegunaannya, sering muncul kebimbangan umum: Bagaimana kita tahu jika telur yang tersimpan di dalam kulkas masih segar dan aman, atau justru sudah membusuk dan berisiko bagi kesehatan?
Memiliki kemampuan untuk membedakan secara akurat antara telur yang masih layak konsumsi dan telur yang telah rusak merupakan pengetahuan esensial. Hal ini tidak hanya memengaruhi cita rasa masakan, tetapi yang lebih krusial, ini adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan keluarga dan menghindari risiko serius keracunan makanan, terutama yang disebabkan oleh bakteri seperti Salmonella.

Untuk menjawab keraguan tersebut, berikut adalah panduan komprehensif yang merangkum wawasan dari para ahli gizi serta lembaga keamanan pangan internasional terkemuka, termasuk Healthline dan EatingWell. Panduan ini akan membantu Anda memutuskan apakah telur di dapur Anda masih aman dinikmati atau sudah waktunya untuk dibuang.
1. Memahami Kode dan Tanggal pada Kemasan
Kesalahan paling umum adalah membuang telur seketika hanya karena telah melewati tanggal yang tertera pada kemasan. Penting untuk dipahami bahwa tanggal tersebut belum tentu menjadi indikator pasti bahwa telur telah busuk.
Menurut United Egg Producers, jika telur disimpan dengan cara yang benar di dalam kulkas (bukan di pintu), telur umumnya masih sangat aman untuk dikonsumsi selama 4 hingga 5 minggu setelah tanggal pengemasan (Pack Date).
Ada tiga istilah utama yang perlu Anda pahami perbedaannya:
•Sell-by Date (Batas Waktu Penjualan): Tanggal ini ditujukan untuk pengecer atau toko, sebagai panduan kapan mereka harus menarik produk dari rak. Telur masih aman dikonsumsi jauh setelah tanggal ini, asalkan disimpan dengan baik.
•Expiration Date (EXP / Tanggal Kadaluwarsa): Tanggal ini lebih sering merujuk pada estimasi kapan telur berada pada kualitas puncak (rasa dan tekstur terbaik), bukan batas akhir keamanannya.
•Pack Date (Tanggal Kemasan): Ini adalah kode yang paling akurat untuk menilai kesegaran. Kode ini (sering kali berupa tiga digit angka Julian, misal ‘001’ untuk 1 Januari) menunjukkan kapan telur dicuci, disortir, dan dikemas. Inilah patokan terbaik Anda.
Sebagai aturan praktis, jika Anda membeli telur dari pasar tradisional atau sumber yang tidak mencantumkan kode tanggal, usahakan untuk mengonsumsinya dalam waktu 3 hingga 5 minggu setelah tanggal pembelian.

2. Uji Apung: Metode Klasik Uji Fisik
Metode klasik ini adalah cara yang sangat efektif dan sering digunakan oleh generasi sebelumnya untuk menguji kesegaran telur tanpa harus memecahkannya.
Caranya sangat sederhana:
•Ambil mangkuk atau gelas besar dan isi dengan air dingin.
•Masukkan telur yang ingin Anda uji secara perlahan ke dalam air.
•Perhatikan apa yang terjadi pada telur tersebut:
Tenggelam dan Rebah (Posisi Horizontal): Telur ini masih sangat segar. Kantung udara di dalamnya masih sangat kecil.
•Tenggelam tapi Berdiri Tegak (Posisi Vertikal): Telur ini sudah berumur beberapa minggu namun masih aman dikonsumsi. Kantung udaranya sudah sedikit membesar.
•Mengapung di Permukaan Air: Telur ini sudah busuk dan harus segera dibuang.
Fenomena ilmiah di balik tes ini sederhana. Kulit telur bersifat semi-permeabel (memiliki pori-pori). Seiring bertambahnya usia telur, kelembapan di dalamnya menguap keluar melalui pori-pori dan digantikan oleh udara dari luar. Semakin banyak udara yang masuk, semakin besar kantung udara di dalam telur, yang membuatnya memiliki daya apung (buoyancy) lebih tinggi.
3. Uji Aroma: Indikator Paling Akurat
Uji bau (sniff test) adalah cara paling sederhana, cepat, dan paling dapat diandalkan untuk mendeteksi kebusukan. Indra penciuman manusia sangat sensitif terhadap bau telur busuk.
Telur yang sudah rusak akan mengeluarkan bau belerang yang sangat menyengat dan tidak salah lagi, baik dalam keadaan masih mentah ataupun setelah dimasak. Bau ini sangat khas dan menusuk hidung.
Jika Anda masih ragu setelah melakukan tes apung, sangat disarankan untuk memecahkan telur di atas piring atau mangkuk terpisah terlebih dahulu, jangan langsung ke dalam adonan atau wajan. Langkah ini mencegah Anda merusak seluruh masakan jika ternyata telur tersebut busuk.
Bila tercium bau yang tidak normal, amis berlebihan, atau bau belerang yang tajam, segera buang telur tersebut. Pastikan Anda mencuci wadah (piring/mangkuk) yang terkontaminasi dengan sabun dan air panas untuk membunuh bakteri.
4. Inspeksi Visual: Memeriksa Putih dan Kuning Telur
Setelah dipecahkan di wadah terpisah, perhatikan baik-baik penampilan fisik telur:
•Telur Segar: Akan memiliki putih telur (albumen) yang kental dan cenderung menyatu, serta kuning telur yang bulat utuh, kokoh, dan posisinya tinggi.
•Telur Lama (Menurun Kualitas): Putih telurnya akan terlihat lebih cair, encer, dan menyebar di piring. Kuning telurnya akan terlihat lebih pipih dan mudah pecah. Telur ini mungkin masih aman jika baunya normal, tetapi kualitasnya telah menurun.
•Telur Busuk (Bahaya): Jika Anda melihat ada bintik hitam, hijau, atau warna keabu-abuan pada kuning atau putih telur, ini adalah tanda pasti adanya kontaminasi jamur atau bakteri. Telur ini harus segera dibuang tanpa keraguan, bahkan jika baunya belum terlalu menyengat.
5. Kunci Utama: Teknik Penyimpanan Telur yang Benar
Cara Anda menyimpan telur sangat memengaruhi daya tahannya. Berikut adalah tips penyimpanan yang direkomendasikan oleh Food Safety and Inspection Service (FSIS) Amerika Serikat:
Lokasi di Kulkas: Simpan telur di rak bagian tengah atau bawah kulkas, bukan di rak pintu. Rak di pintu adalah area terhangat dan paling sering mengalami fluktuasi suhu akibat buka-tutup, yang mempercepat proses penurunan kualitas.
Gunakan Karton Asli: Biarkan telur tetap di dalam wadah karton aslinya. Karton melindungi pori-pori telur dari menyerap bau kuat dari makanan lain di kulkas dan melindunginya dari guncangan.
Suhu Optimal: Pastikan suhu kulkas Anda diatur tidak lebih dari 7°C (45°F) untuk menjaga kesegaran telur secara maksimal.
Aturan Suhu Ruang: Telur yang sudah didinginkan tidak boleh dibiarkan di suhu ruang lebih dari 2 jam. Jika suhu lingkungan sangat panas (di atas 32°C), batas waktunya berkurang menjadi hanya 1 jam.

6. Panduan Aman Mengolah Telur
Menurut Food and Drug Administration (FDA), langkah-langkah penanganan yang higienis sangat penting untuk mencegah risiko infeksi bakteri Salmonella, yang dapat ditemukan di luar atau bahkan di dalam cangkang telur:
•Cuci Tangan dan Peralatan: Selalu cuci tangan Anda dengan sabun dan air mengalir, serta bersihkan semua peralatan (pisau, mangkuk, talenan) dan permukaan meja dapur sebelum dan sesudah bersentuhan dengan telur mentah.
•Masak Hingga Matang: Cara teraman mengonsumsi telur adalah dengan memasaknya hingga bagian putih dan kuning benar-benar matang (tidak encer).
•Perhatikan Suhu Internal: Untuk hidangan yang menggunakan campuran telur (seperti puding, kaserol, atau quiche), pastikan masakan mencapai suhu internal minimal 71°C (160°F) untuk memastikan semua bakteri mati.
•Penyimpanan Masakan: Makanan berbahan telur yang sudah dimasak harus segera didinginkan dan disimpan di kulkas. Konsumsilah dalam waktu 3-4 hari.







