Lifestyle
Dokter jelaskan alasan gula dan garam tidak disarankan untuk bayi

Semarang (usmnews) – Dokter anak senior India menekankan bahwa tambahan garam dan gula bisa membahayakan kesehatan bayi.
Dr. Senthil Kumar Sadasivam Perumal menjelaskan kepada Hindustan Times bahwa orang tua sebaiknya tidak memberi garam pada bayi di bawah 12 bulan, meski rasanya hambar.
Bayi cukup mendapat garam dari ASI/susu; tambahan garam buruk untuk selera mereka.
Selain garam, banyak keluarga India menganggap jaggery, sejenis gula aren, dan madu sebagai pilihan yang lebih sehat daripada gula rafinasi.
Madu, meski sedikit, bisa mengandung spora Clostridium botulinum yang berpotensi fatal bagi bayi karena sistem pencernaannya belum matang.
Perumal menyebut meski gula dan madu alami, keduanya tetap sumber gula pekat yang berisiko bagi bayi.
Memberi bayi makanan manis terlalu dini menumbuhkan selera manis dan menaikkan risiko obesitas, diabetes, serta gigi berlubang.
Saat bayi enam bulan, orang tua bisa memberikan buah dan sayur manis alami seperti pisang, apel, pepaya, mangga, sawi, dan pir yang kaya vitamin.
Orang tua bisa mencampur sayuran manis dan biji-bijian lunak seperti beras, gandum, dan suji ke ASI atau susu formula untuk menambah rasa.
Kacang, lentil tanpa garam, ghee, alpukat, atau bubuk kacang memberi bayi protein, zat besi, lemak sehat, dan energi.