International
Ramai baliho Israel, Kemlu RI tegaskan tidak ada normalisasi

Jakarta (usmnews) – Dikutip dari ANTARA News. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia menegaskan kembali sikap tegas dan konsisten Indonesia terkait hubungan dengan Israel. Indonesia menyatakan tidak akan mengakui kedaulatan Israel dan tidak akan melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan negara tersebut, kecuali jika Israel terlebih dahulu memberikan pengakuan penuh terhadap Palestina sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
Juru bicara Kemlu RI, Yvonne Mewengkang, menyampaikan pernyataan ini dalam keterangannya di Jakarta pada Selasa. Ia menekankan bahwa posisi Indonesia sudah “sangat clear“, yakni menolak segala bentuk normalisasi, baik melalui skema Abraham Accords yang diprakarsai Amerika Serikat maupun melalui platform diplomatik lainnya, selama prasyarat pengakuan kedaulatan Palestina belum terpenuhi.

Penegasan sikap ini sejalan dengan visi yang telah disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI sebelumnya, bahwa setiap pandangan atau inisiatif diplomatik apa pun yang melibatkan Israel haruslah berakar dan dimulai dari pengakuan terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Palestina. Dengan demikian, Kemlu RI secara eksplisit menolak upaya apa pun yang mengabaikan hak-hak dasar rakyat Palestina sebagai syarat awal dalam membangun hubungan diplomatik dengan Israel.
Pernyataan keras dari Kemlu ini disampaikan sebagai respons terhadap isu yang tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial, yaitu kemunculan baliho kontroversial di Israel. Baliho tersebut menjadi viral karena secara terbuka menyertakan foto Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, bersanding dengan sejumlah tokoh politik internasional lainnya.
Berdasarkan unggahan dari akun X (sebelumnya Twitter) @AbrahamShield25, baliho tersebut merupakan kampanye yang diluncurkan oleh Koalisi Israel untuk Keamanan Regional (Israeli Coalition for Regional Security). Koalisi ini mendesak pemerintah Israel untuk mendukung inisiatif yang diajukan oleh mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang bertujuan untuk mengakhiri perang di Gaza dan memperluas Perjanjian Abraham (Abraham Accords).
Dalam baliho tersebut, foto Presiden Prabowo Subianto bersanding dengan foto Donald Trump, Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu, sejumlah pemimpin Arab moderat, serta Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Pesan yang tertulis pada baliho tersebut berbunyi: “Yes to Trump’s Plan – GET IT DONE” (Ya untuk Rencana Trump – Selesaikan).

Koalisi Israel untuk Keamanan Regional, yang terdiri dari lebih dari 120 pemimpin senior di bidang keamanan, kebijakan, dan ekonomi Israel, menyatakan bahwa usulan Trump merupakan langkah yang serius dan bertanggung jawab. Mereka melihat inisiatif tersebut sebagai peluang strategis untuk mengubah kemajuan militer Israel di Gaza menjadi terobosan diplomatik dan pada akhirnya menciptakan realitas baru di Gaza — tanpa kehadiran Hamas. Penyelipan foto Presiden Prabowo dalam kampanye ini tampaknya bertujuan untuk mengesankan adanya dukungan regional yang luas, bahkan dari negara-negara non-Arab besar seperti Indonesia, terhadap inisiatif perluasan perjanjian damai tersebut.
Namun, respons resmi dari Kemlu RI melalui juru bicara Yvonne Mewengkang dengan tegas menolak narasi tersebut. Penegasan Kemlu menggarisbawahi bahwa penyertaan foto Presiden Indonesia dalam kampanye tersebut tidak mencerminkan perubahan sikap resmi Indonesia. Indonesia tetap teguh pada prinsip dasarnya: solusi dua negara (two-state solution), di mana Palestina merdeka dan berdaulat, adalah satu-satunya kunci untuk membuka pintu pengakuan dan normalisasi dengan Israel. Sikap ini memperkuat posisi Indonesia yang secara historis selalu konsisten membela hak-hak rakyat Palestina di forum internasional.