Business
Bank Mulai Pakai Sistem Baru buat Tagih Kredit Macet

Semarang – Peluncuran BPI dorong efisiensi penagihan dan perbaikan tata kelola.BTN pilih Jabalnusra jadi pilot project BPI.
Direktur Utama BTN, Nixon, fokuskan strategi collection dan recovery 2025 untuk capai NPL 3,04%.
Nixon menjelaskan bahwa kondisi makro ekonomi global dan domestik menghadapkan risiko kredit bermasalah pada sejumlah tantangan saat ini.
Menurutnya, bank harus mengantisipasi berbagai tantangan tersebut agar kenaikan rasio kredit bermasalah tidak berdampak pada bisnis. BTN melihat kebutuhan untuk melakukan transformasi proses bisnis secara menyeluruh untuk mengatasi tantangan tersebut.
Peluncuran BPI mendukung penguatan layanan perbankan menyeluruh dan kapabilitas skala besar.
Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, nilai transformasi penagihan kredit tepat saat kondisi makroekonomi dan bisnis perseroan stabil.
Tahun ini, terang Setyo, tekanan suku bunga sudah turun dan biaya dana mulai melandai. Tujuan akhir BTN sendiri untuk mengurangi biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN).
Setiyo menambahkan, BTN memiliki 2.000 staf dan tenaga collection di seluruh Indonesia. Ia juga memastikan, perseroan berkomitmen untuk melakukan improvement pada proses bisnis collection dengan benchmarking bank-bank top internasional.
Salah satu yang menonjol dari best practice di tingkat global adalah penerapan teknologi otomasi untuk berbagai bidang, termasuk collection. Dalam hal ini, perseroan menggunakan chatbot untuk proses penagihan kepada debitur.