Connect with us

Education

Rokok Elektrik Setara Bahaya dengan Rokok Biasa

Published

on

Jakarta (usmnews) – Banyak anak muda kini menggunakan rokok elektrik atau vape, menganggapnya lebih sehat daripada rokok konvensional. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa rokok elektrik berisiko tinggi bagi kesehatan. Dosen Unesa, dr. Rahmantio Adi, Sp.PD, menyebut perokok elektrik berisiko 15% lebih tinggi terkena diabetes. Perokok konvensional berisiko 22 persen lebih tinggi, sementara pengguna rokok elektrik dan konvensional bersama-sama berisiko 39 persen lebih tinggi. Mereka yang merokok juga lebih rentan terhadap hipertensi, masalah jantung, dan gangguan pernapasan yang semakin memperburuk kualitas hidup.

Penelitian lain menemukan bahwa rokok elektrik mengandung zat pemicu stres oksidatif. Zat ini mengurangi aliran darah, menghambat pengambilan glukosa, dan meningkatkan resistensi insulin. Stres oksidatif memicu tubuh mengembangkan diabetes tipe 2. Nikotin dalam rokok elektrik juga meningkatkan tekanan darah, yang dapat menyebabkan hipertensi. Dampaknya, tubuh akan kesulitan mengatur kadar gula, meningkatkan risiko stroke, serta gangguan kardiovaskular yang lebih serius.

Paparan aerosol produk tembakau membahayakan perokok pasif. Mereka berisiko mengalami peradangan saluran pernapasan dan hipertensi. Terpapar secara berulang bisa menyebabkan gagal pernapasan akut atau kerusakan jantung mendadak. Dosen Unesa juga menjelaskan bahwa meskipun produk tembakau tanpa nikotin, kandungan propylene glycol (PG) dan vegetable glycerine (VG) tetap menyebabkan inflamasi pada paru-paru.

Untuk melindungi kesehatan, masyarakat harus mengurangi kebiasaan merokok. Dosen tersebut menyarankan pemerintah segera memperketat regulasi, mengawasi distribusi, dan membatasi penggunaan produk tembakau, terutama di kalangan remaja yang rentan terhadap pengaruh buruk. Pemerintah juga perlu meningkatkan edukasi untuk mencegah adiksi, mengajak komunitas untuk lebih peduli, serta mengedukasi keluarga dan sekolah tentang bahaya merokok. Penerapan kebijakan yang lebih tegas dapat mendorong perubahan pola hidup yang lebih sehat.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *