Connect with us

Blog

Presiden KBA Andi Gani Kecam Aparat MY Tembak Mati WNI

Published

on

Jakarta (usmnews) – Presiden KBA (Konfederasi Buruh Asean), Andi Gani Nena Wea, menyesalkan aparat maritim Malaysia tembak mati WNI.

Presiden KBA Andi Gani meminta atase kepolisian Indonesia di Malaysia untuk berkoordinasi dengan aparat Malaysia dan mengusut penembakan tersebut.

“Saya menyesalkan penembakan pekerja migran Indonesia dan minta Atase Kepolisian Indonesia di Malaysia terus koordinasi dengan Malaysia dan menegakkan hukum,” kata Andi Gani, Senin (27/1/2025).

Presiden KBA Andi Gani menghubungi Konfederasi Buruh Malaysia (MTUC) untuk menyelidiki penembakan dan menilai tindakan aparat maritim Malaysia berlebihan.

Dia pun menegaskan bahwa konfederasi buruh di 12 negara ASEAN akan mengawal penyelesaian kasus itu.

Dia meminta Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran segera bekerja sama menyelesaikan kasus ini dengan efisien.

Asean Trade Union Council mengawal masalah ini, dan MTUC Malaysia melaporkan kasus. Kami menyampaikan duka cita atas wafatnya 1 pekerja migran dan 4 yang luka,” ujar dia.

“Saya meminta Kementerian Luar Negeri, KBRI, dan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran untuk bekerja sama menyelesaikan masalah penembakan ini,” lanjut dia.

Sebelumnya diberitakan, aparat Malaysia menembak WNI yang bekerja sebagai pekerja migran di Perairan Tanjung Rhu. Satu tewas, empat lainnya luka-luka.

Patroli APMM bertugas di perairan Tanjung Rhu pada Jumat, 24 Januari 2025, pukul 03.00 pagi, saat kejadian terjadi.

Patroli APMM yag sedang bertugas saat itu melihat sebuah kapal yang berisi 5 WNI pekerja migran Indonesia melanggar prosedure yang berlaku.

Oleh karena itu, petugas patroli langsung mengambil tindakan sesuai dengan protokol yang ada.

Oleh karena itu, petugas patroli langsung mengambil tindakan sesuai dengan protokol yang ada.

Christina menjelaskan kejadian ini dalam konferensi pers di Kementerian P2MI, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (26/1). P2MI mengecam APMM yang menggunakan senjata api dan meminta Malaysia mengusut kekuatan berlebihan dalam kasus ini.

“Kami mengecam penggunaan kekuatan berlebihan Otoritas Maritim Malaysia terhadap 5 pekerja migran yang mengakibatkan satu tewas dan empat luka-luka,” ujar Christina.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *