Connect with us

Nasional

Mengenal Keunikan Rumah Adat Banua Sura di Mamasa

Published

on

Mengenal Keunikan Rumah Adat Banua Sura di Mamasa

MAMASA (usmnews) – Di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, masyarakat masih melestarikan rumah tradisional yang mencerminkan kekayaan budaya daerah. Salah satu yang paling mencolok adalah rumah adat Banua Sura, yang mirip dengan rumah adat Toraja. Rumah adat ini dibagi menjadi empat jenis sesuai dengan strata sosial masyarakatnya:

  1. Banua Layuk: Rumah tinggi milik ketua adat.
  2. Banua Sura: Rumah ukir untuk para bangsawan.
  3. Banua Bolong: Rumah hitam untuk kesatria.
  4. Banua Rapa: Rumah bagi masyarakat biasa.

Dikutip dari Kompas.com, saat mengunjungi Desa Ballasatanetean, Kompas.com berkesempatan menjelajahi Banua Sura milik Kepala Desa Yusuf R. Demmandulu. Dalam kunjungan tersebut, Yusuf mengajak tim untuk menaiki tangga dan melihat isi rumah adat yang ia tempati.

Menelusuri Bagian-Bagian Banua Sura

Yusuf menunjukkan empat bagian dalam Banua Sura:

  • Bagian Depan (Tado): Dialasi karpet merah, area ini biasanya digunakan untuk makan.
  • Bagian Tengah (Ba’ba): Ruang ini berfungsi sebagai tempat pertemuan.
  • Kamar (Tambing): Diakses melalui pintu kecil.
  • Dapur (Lombon): Terletak di bagian belakang rumah.

Kondisi geografis Mamasa yang berada di pegunungan membuat suhu di daerah ini sangat dingin. Oleh karena itu, rumah adat ini hampir tanpa jendela dan memiliki pintu kecil yang berfungsi menjaga kehangatan di dalam rumah.

Keunikan dan Simbol Sosial

Salah satu aspek unik dari Banua Sura adalah tanduk kerbau yang dipajang di tiang depan rumah. Semakin banyak tanduk kerbau yang ada, semakin tinggi status sosial dan kemampuan ekonomi pemilik rumah tersebut. Ini mencerminkan bagaimana rumah adat tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai simbol status dan identitas sosial masyarakat Mamasa.

Kunjungan ke Banua Sura memberikan gambaran jelas tentang tradisi dan budaya yang kaya di Kabupaten Mamasa, serta bagaimana masyarakatnya terus berupaya mempertahankan warisan leluhur mereka.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *